Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Indonesia Sangat Lemah dalam Pembibitan dan Pembiakan Sapi

Kompas.com - 22/07/2016, 14:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengatasi gejolak harga daging sapi, setiap tahunnya pemerintah mengambil berbagai kebijakan, mulai dari impor daging sapi beku, daging kerbau, hingga jeroan.

Sementara untuk dalam negeri pemerintah mengiatkan peningkatan produksi peternak lokal dengan menghentikan pemotongan sapi betina dan juga Inseminasi Buatan (IB) untuk mewujudkan swasembada daging dalam 10 tahun kedepan yang telah dicanangkam Presiden.

Pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin mengatakan, IB merupakan teknologi andalan dalam sektor pembibitan.

"IB itu adalah andalan sektor pembibitan, sektor peternakan sapi ada 4 yaitu pembibitan, pembiakan, penggemukan, pemotongan (hilir)," tambahnya.

Dia menegaskan, Indonesia memiliki kelemahan disektor pembibitan sapi dan juga pembiakan hingga dampaknya tidak ada pengusaha yang mau terjun dalam bisnis tersebut.

"Indonesia sangat lemah di pembibitan dan pembiakan. Tidak ada sektor swasta yang masuk kesana. Itu proyek rugi," jelasnya.

"BUMN pernah ditugaskan ke sana, tapi tidak berhasil. Ada Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) di Padang Mengatas yang melakukan pembibitan, tapi skalanya amat kecil dan khas lembaga pemerintah," ungkapnya.

Bustanul mengatakan, dirinya sudah menanyakan kepada pelaku usaha dan tidak ada yang berminat.

"Saya berkali-kali tanya ke pelaku usaha. Mereka sepertinya tidak ada yang minat 100 persen," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong program inseminasi buatan (IB) untuk memperbanyak populasi sapi Indonesia.

"Dianggarkan untuk IB semaksimal mungkin. Kalau bisa buntingkan sapi hingga dua juta ekor sapi se-Indonesia," kata Amran.

Kompas TV Peternak Sapi Rugi Rp 1 Juta per Ekor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com