Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Bandara Muara Bungo Jambi, Ini Langkah yang Ditempuh AP II

Kompas.com - 23/07/2016, 05:19 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersiar kabar bahwa Bandara Muara Bungo Jambi sudah sangat jarang didarati pesawat.

Bahkan jumlah penerbangan dari dan menuju Muara Bungo yang hanya sebanyak dua kali dalam sehari kerap dibatalkan pihak maskapai.

Sebagai pengelola bandara Muara Bungo, Angkasa Pura II ingin agar bandara tersebut bisa mendorong laju perekonomian Jambi, yakni dengan mengembangkannya.

Untuk mengetahui rencana itu, Kompas.com berbincang dengan Direut AP II Budi Karya Sumadi, dan berikut ini adalah petikan wawancaranya.

Bagaimana kondisi Bandara Muara Bungo saat ini?
Saya mendapat komplain banyak dari Muara Bungo. Komplainnya penerbangan dari Jakarta selalu batal. Kebutuhan penerbangan ke Muaro Jambi cukup besar, tetapi jumlah penerbangan ke sana masih sangat sedikit. Mengapa permintaannya besar, karena untuk menuju Muara Bungo bisa memakan waktu hingga enam jam dengan kondisi jalan berkelok.

Untuk menuju Kerinci membutuhkan jarak tempuh sekitar sembilan jam, maka dari itu jumlah permintaan penerbangan ke sana cukup besar. Orang lebih memilih untuk menggunakan transportasi udara ketimbang darat.

Untuk memenuhi permintaan penerbangan ke Muara Bungo, apa yang diupayakan Angkasa Pura II?
Konsepnya kita membuat feeder antara Sultan Thaha ke Muara Bungo Kerinci, katakanlah dua kali penerbangan sehari. Berarti setiap hari ada 150 orang atau 160 orang minimal yang bisa terangkut, akan ada dua penerbangan tambahan dari Jakarta. Ini sama seperti yang kami lakukan dengan Silangit Sumatera Utara, karena ada permintaan dan kebutuhan yang besar, maka kami membuat feeder.

Kami akan bertanya kepada Garuda Indonesia tentang kesediaanya. Kalau Lion sudah yakin penebangan tersebut potensial. Kenapa waktu di Silangit saya ngotot untuk buat feeder? Karena orang dari tujuh kabupaten yang ada di sana itu tujuannya ke Medan sangat banyak. Ada sekitar 1.000 orang, sementara baru ada sekitar enam flight. Sama halnya dengan itu, apabila Muara Bungo Kerinci bagus dan banyak penumpang yang kita terbangkan maka jumlah fight juga akan kami usahakan untuk ditambah.

Kesiapan yang akan dilakukan Angkasa Pura ll untuk pengembangan Bandara Muara Bungo nantinya seperti apa?
Pertama, kami akan melakukan penambahan kapasitas airside, taxiway, landasan baru dan sebagainya, seperti permintaan Presiden agar cepat dilakukan pengembangan yang terkait dengan bandara. Kami juga akan mengefisienkan pergerakan manusia yang menggunakan pesawat terbang.

Sekarang kami catat berapa banyak orang yang melakukan pergerakan dari dan menuju Jambi. Sehingga, nantinya misalkan orang Jambi ke Semarang enggak usah landing di Jakarta.

Untuk Bandara Sultan Thaha, ada rencana menjadikan bandara internasional?
Ya, memang terminal baru seluas 12.000 meter persegi ini dibangun dengan konsep modern beserta fasilitas-fasilitas terkini seperti garbarata, eskalator, lift, dan juga dilengkapi area komersial demi pelayanan serta kenyamanan penumpang atau pengunjung pesawat.

Yang pasti, kami melihat demand and supply dulu, kalau sudah tembus di atas 3 juta penumpang layak bandara itu jadi bandara internasional. Kami masih ada waktu empat sampai lima tahun untuk melakukan itu. Kalau sekarang kapasitasnya baru 1,6 juta karena biasanya ada rasio tertentu.

Terkait pendanaan pengembangan bandara, apa yang akan ditempuh Angkasa Pura ll? Kalau pendanaan saya pikir sejauh pergerakan-pergerakan itu mempunyai nilai ekonomis, dengan sangat mudah kami mendapatkan pendanaan. Kepada investor saya katakan kami mendorong bisnis aero. Aero mengefisienkan yang sudah ada.

Kami jujur lagi, mau exercise global bond. Global bond itu menghasilkan efisiensi yang baik kira-kira 2,5 sampai 3 persen. Kalau menurut saya pelaksanaannya bisa awal tahun depan. Kalau maunya sih Rp 6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com