Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacanakan "Superholding" BUMN, Rini Soemarno Terinspirasi Negeri Tetangga

Kompas.com - 25/07/2016, 15:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana pembentukan superholding badan usaha milik negara (BUMN) yang dilemparkan Menteri Rini Soemarno bukan tanpa pertimbangan.

Rini ternyata menjadikan negeri tetangga, Singapura dan Malaysia, menjadi salah satu acuan wacana pembentukan superholding tersebut.

"Memang kalau kita lihat negara lain seperti di Singapura dan Malaysia itu mereka bentuknya superholding. Di Malaysia itu Khasanah, sedangkan di Singapura juga ada Temasek," ujar Rini di Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (25/7/2016).

Menurut Rini, keputusan Singapura dan Malaysia membentuk superholding BUMN membuat perusahaan-perusahaan BUMN di negara tersebut lebih lincah berbisnis.

Saat ini, kata Rini, BUMN Malaysia dan Singapura bisa lebih banyak berbicara di dunia dibandingkan Indonesia. Hal itu, menurut dia, terjadi berkat pembentukkan superholding BUMN.

"Itu membuat mereka jadi lebih lincah, fleksibel, mendunia," kata Rini.

Selama ini sejumlah BUMN dinilai tidak bisa bergerak leluasa dalam pengembangan bisnisnya karena berada di bawah Kementerian BUMN.

"Perlu adanya lembaga pengelolaan lembaga BUMN yang bisa bertindak cepat yang selaras dengan sistem korporasi," ucap Rini.

Oleh karena itu, dengan adanya superholding BUMN, Rini yakin BUMN tidak akan lagi bergantung kepada negara.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR Dodi Reza Alex Noerdin terkejut dengan wacana yang dilemparkan Rini Soemarno tersebut.

Ia mengaku baru tahu wacana pembentukan superholding BUMN dan penghapusan Kementerian BUMN pada hari ini.

Komisi VI, kata dia, akan segera membahas wacana yang dilempar oleh Rini Soemarno secara intensif.

"Saya baru dengar juga dari Ibu Menteri tadi ada wacana pembubaran Kementerian BUMN," kata Dodi. (Baca: Rini Soemarno Lempar Wacana Bentuk "Superholding" dan Bubarkan Kementerian BUMN)

Kompas TV Apa Dampak Holding BUMN Energi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com