Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Daur Ulang Sampah, Wanita Ini Raup Puluhan Juta Per Bulan

Kompas.com - 26/07/2016, 06:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sampah merupakan barang yang memiliki dua sisi berbeda; bila dibiarkan dan tidak dikelola maka akan menjadi masalah, bila dikelola dengan baik dan kreatif maka akan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit.

Bermula dari rasa kesal dan gemas melihat banyaknya sampah, Yeni Mulyani Hidayat, seorang wanita asal Cianjur, Jawa Barat, terjun menekuni bidang daur ulang sampah rumah tangga.

Mulai dari botol plastik, bungkus kopi, botol minuman ringan, koran bekas, hingga kaleng bekas pun ia kumpulkan hingga menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi.

"Awalnya dari kesal melihat sampah, gemes melihat sampah di jalanan, jadi saya di mana pun, ke mana pun, kalau melihat sampah pasti saya ambil. Orang pada bilang saya gila, pemulung, tetapi saya bangga," ucap Yeni kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (25/7/2016).

Terkait omzet per bulan, Yeni mengungkapkan, dirinya bisa meraup hingga puluhan juta. Hal ini ia peroleh dari hasil penjualan daur ulang sampah.

"Sebulan sekitar Rp 20 juta kalau keseluruhan termasuk pelatihan. Yang jelas duit dari sampah itu enak, nggak keluarin modal banyak," ujarnya.

Dari sampah yang ia kumpulkan, perlahan ia mendaur ulang sampah sebagai karya kerajinan tangan, mulai dari tas wanita, jam dinding, kotak tisu, toples permen, hingga piring koran.

Niat kerja keras dan spiritnya pun tak sia-sia. Perlahan hasil jerih payahnya dan kreativitasnya yang tinggi mulai dilirik orang.

Seiring waktu, pesanan terus membanjiri usahanya, dan dirinya pun mengajak 4 rekan lainnya untuk bergabung bersamanya.

Bersama keempat temannya, Yeni mendirikan "Bank Sampah My Darling" di daerah Halimun, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Nama "Bank Sampah My Darling" merupakan singkatan dari Bank Sampah Masyarakat Sadar Lingkungan.

Bisnis ini telah ia jalani sejak 2013 bersama keempat temannya. Namun, seiring perjalanan waktu, kini bisnis tersebut ia geluti seorang diri.

Yeni mengatakan, sampah yang ia kelola menjadi produk daur ulang sebesar 80 persen dan sisanya 20 persen dijual kepada pelapak barang bekas.

Dari hasil sampah yang ia kumpulkan dan ia olah menjadi produk berkualitas, saat ini produknya sudah go international.

"Orang asing banyak ke sini, enggak banyak tanya, pokoknya langsung beli, mereka suka barang daur ulang sampah, dari Singapura, Malaysia, Inggris, Amerika, Australia, Nigeria, biasanya buat oleh-oleh mereka," tambah Yeni.

Tas olahan plastik bungkus susu dihargai Rp 350.000 sampai Rp 400.000 per buah, guci dari bungkus rokok Rp 500.000, tiker dari bungkus kopi 1 meter Rp 100.000, piring koran Rp 20.000 per buah.

"Pokoknya barang di sini harganya mulai dari Rp 500 sampai Rp 500.000," ujar Yeni.

"Jadikan sampah sebagai gaya hidup. Kalau sampah jadi gaya hidup, otomatis kita akan menjaga lingkungan," pungkasnya.

Pramdia Arhando/Kompas.com Produk daur ulang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com