Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI: Ada Aplikasi Reservasi "Online", Persaingan Tarif Hotel Semakin Ketat

Kompas.com - 27/07/2016, 17:13 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Aplikasi online dalam bisnis perhotelan dan restoran bagai dua sisi mata uang. Hal itu setidaknya diakui oleh para pengusaha hotel dan restoran yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Semarang.

Ketua PHRI Kabupaten Semarang Sumardi mengatakan, aplikasi reservasi online yang ditawarkan sejumlah agen travel online sangat membantu dalam bisnis perhotelan dan restoran saat ini. Namun, fenomena reservasi online ini di satu sisi membuat persaingan tarif hotel main ketat.

"Cukup membantu, cuma persaingan harganya tidak bisa dibendung karena online. Pokoknya yang murah yang diklik atau dipilih oleh pemesan," kata dia di sela halalbihalal anggota PHRI di Gedongsongo Hall The Bandungan Hotel, Selasa (26/7/2016).

Berbicara mengenai iklim usaha bisnis perhotelan di Kabupaten Semarang, khususnya di kawasan wisata Bandungan, Sumardi menerangkan, okupansi hotel bertepatan saat momen Idul Fitri 2016 kemarin tidak terlalu penuh.

Namun, lantaran berbarengan dengan libur sekolah, okupansi hotel sejak hari H pada Idul Fitri hingga H+7 Idul Fitri bisa dikatakan masih tinggi dari hari biasa.

"Memang ada hotel yang tidak sampai penuh. Kalau kita lihat, kemacetan di Bandungan berimbas pada tidak diliriknya potensi yang ada oleh masyarakat wisatawan," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya meminta pihak terkait untuk secepatnya memikirkan solusi mengurai kemacetan di Bandungan dan sekitarnya. "Kalau akses menuju kawasan wisata sudah baik, maka tingkat hunian atau okupansi hotel dan restoran meningkat," imbuhnya.

Kunjungan wisata

Bupati Semarang Mundjirin dalam sambutannya mengatakan, potensi wisata Kabupaten Semarang tidak kalah dengan wilayah lain. Hanya saja, dia masih bertanya-tanya mengapa kunjungan wisatawan ke Kabupaten Semarang masih kalah dengan daerah lain.

Menurut Mundjirin, para pelaku wisata termasuk pengusaha hotel dan restoran alergi bersaing. Ia mengkritik pengelolaan hotel di Kabupaten Semarang mulai dari perawatan, pelayanan, hingga fungsi hotel dan restoran.

"Sejak awal berdiri seprainya tidak pernah diganti, baunya apek. Apalagi salah fungsinya, izin hotelnya, tetapi dipakai hotel plus-plus yang tidak karuan," kata Mundjirin.

Kompas TV Hotel Jadi Pilihan Berbuka Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com