Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Budidaya Buah Tin Indonesia Mulai Merambah Pasar Mancanegara

Kompas.com - 30/07/2016, 16:30 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Tidak butuh waktu lama bagi Kuntajaya Ahmad, untuk dapat merasakan buah kerja kerasnya. Budidaya buah tin yang mulai dia kembangkan pada 2010, kini sudah mulai merambah pangsa pasar luar negeri.

Hasil budidaya merambah pasar di Jawa, Sulawesi, Sumatra, Bali, sampai Papua. Kini, olahan dari pohon tin juga mulai marak diminati di Malaysia.

“Untuk pasaran di Malaysia masih belum lama, kira-kira baru awal tahun ini. Sebab ada warga sana yang tahu produk kita berupa daun teh tin dari internet, yang kemudian pesan dan sekarang menjadi langganan,” beber Kuntajaya, Jumat (29/7/2016).

“Tapi untuk yang Malaysia, pesanan masih terbatas pada olahan teh daun tin. Belum banyak juga, sebulan paling-paling satu boks yang berisi 50 kotak,” lanjutnya.

Di tangan Kuntajaya dan beberapa karyawan yang ada di kebun tin miliknya di Perumahan Banjarsari Asri Gang X/15 RT 02/RW 01, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur, pohon tin yang dikenal memiliki banyak manfaat, diolah menjadi beberapa produk unggulan yang layak untuk dipasarkan.

“Selain olahan berupa teh daun tin, kami juga sebenarnya jualan produk lain. Yakni, bibit tanaman buah tin serta buah tin kering. Meski untuk dua produksi jualan ini, masih terbatas untuk konsumsi dalam negeri,” bebernya.

Menurut salah satu pembudidaya pohon tin di kebun milik Kuntajaya, Rifki Hamdi (39), khusus untuk olahan teh daun tin memiliki banyak manfaat dan khasiat.

Misal, bisa untuk menurunkan kadar trigliserida, memperlancar ASI, melancarkan buang air kecil untuk penderita kencing batu, menurunkan obesitas, bermanfaat untuk gangguan kardiovaskular, terapi penderita asam urat, dan terapi bagi penderita diabetes.

“Produk ini cukup bermanfaat bagi kesehatan tubuh, karena sudah diterangkan dalam Al Quran dan hadist nabi. Mungkin karena sudah tahu itu juga, sehingga kini banyak yang mulai pesan,” tutur Andik-sapaan akrab Rifki Hamdi.

Andik menjelaskan, jika budidaya pohon tin juga cukup mudah dan tidak membutuhkan banyak lahan. Sehingga cocok diterapkan untuk warga perkotaan, yang saat ini tidak memiliki banyak ketersediaan lahan.

“Lebih bagus memang ditanam di tanah. Tapi bisa juga kok ditanam di pot-pot, jika memang tidak memiliki lahan kosong. Itu pula yang kebanyakan dilakukan oleh para pelanggan kami,” ujar Andik.

Dalam mengembangkan usaha, budidaya pohon tin di perkebunan milik Kuntajaya tersebut juga bekerja sama dengan PT Petrokimia Gresik (PG). Sehingga, turut dipamerkan dalam acara Petro Agrifood Expo (PAE) yang ke-14, yang dilaksanakan mulai Jumat (29/7/2016).

Kompas TV Budidaya Kopi di Hutan Gunung Ijen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com