Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Produktivitas, HM Sampoerna Gunakan Sistem IPS pada Petani Tembakau

Kompas.com - 31/07/2016, 11:50 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JEMBER, KOMPAS.com - PT Hanjaya Mandala Sampoerna tbk (HM Sampoerna) menggunakan sistem produksi intergrated Production System (IPS) atau sistem produksi terintegrasi untuk tingkatkan produksi tembakau kepada yang selama ini mengalami kekurangan.

Menurut data yang dihimpun, total hasil panen tembakau hanya 164.000 ton di tahun 2015. Padahal, rata-rata permintaan industri mencapai sekitar 363.000 ton.

Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communications Sampoerna, Elvira Lianita menjelaskan sistem IPS ini dijalankan melalui kontrak kerja sama, dan petani akan mendapatkan bantuan dari HM Sampoerna.

"Dalam sistem itu para petani nantinya dapat modal, sarana dan prasarana pertanian," ujarnya usai meninjau pertanian di Desa Sukowono, Jember, Sabtu (30/7/2016).

Dalam permodalan, HM Sampoerna memberikan dana sebesar Rp 25 juta per masa tanam. Nantinya sebagian dari dari dana tersebut kan digunakan petani tembakau untuk menyewa lahan.

"Nantinya, sebesar itu Rp 10 juta dipakai untuk sewa lahan saja," ucapnya.

Selain itu, Elvira menuturkan HM Sampoerna juga memberikan fasilitas penunjang seperti alat mengolah tanah sebelum penanaman atau kultivator. Dengan alat ini biaya produksi yang dikeluarkan petani tembakau bisa dipangkas.

"Kami harap sistem ini dapat didukung oleh Kementerian terkait agar kesejahteraan petani meningkat, dan bisa tingkatkan tembakau pasokan dalam negeri," ucapnya.

Sementara itu, salah satu petani tembakau Muhammad Dahlal mengatakan dengan adanya pemberian kultivator itu pihaknya bisa memangkas biaya produksi hingga 33,3 persen. 

Selain itu, dengan alat tersebut waktu untuk mengolah tanah semakin singkat. Kalau dengan cara konvensional atau dengan mencangkul bisa sampai enam hari. Namun dengan kultivator hanya tiga hari untuk mengolah tanah.

"Kalau dengan yang cangkul itu biaya Rp 3 juta, tapi dengan kultivator bisa hemat sampai Rp 1 juta," pungkasnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com