JAKARTA, KOMPAS.com - Kerja sama internasional antara Indonesia dengan Swiss menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 1952.
Di bidang penanaman modal, Swiss memposisikan Indonesia pada peringkat keempat sebagai daftar negara tujuan utama untuk investasi di Asia.
“Swiss juga memilih Indonesia sebagai salah satu negara prioritas untuk melakukan kerja sama strategis dalam rangka peningkatan ekonomi, termasuk di sektor industri,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2016).
Menperin meyakini, kerja sama ekonomi kedua negara semakin kuat karena pemerintah Swiss akan memberikan dukungan dan bantuan untuk Indonesia.
Khususnya, di sektor industri seperti pengembangan industri kecil dan menengah, industri agro, dan pelaksanaan pendidikan vokasi.
“Swiss merupakan salah satu negara industri maju di Eropa. Oleh karena itu, Indonesia perlu belajar mengenai penggunaan teknologi dan pengembangan SDM untuk industri yang diterapkan oleh Swiss,” harapnya.
Di samping itu, lanjut Airlangga, pihaknya terus mendorong para pengusaha Swiss agar menambah investasinya di Indonesia terutama sektor manufaktur, farmasi, dan bioenergi.
“Hal ini sebagai upaya menjalankan arahan Presiden Joko Widodo terkait pemerataan industri di luar pulau Jawa dan wilayah perbatasan,” ulasnya.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Perindustrian mencatat, pada 2015, nilai perdagangan Indonesia-Swiss mencapai 1,7 miliar dollar AS atau meningkat tajam sebanyak 124 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Sedangkan, kinerja ekspor Indonesia ke Swiss sebesar 1,07 miliar dollar AS dan impor Indonesia dari Swiss sekitar 0,63 miliar dollar AS,” ujar Airlangga.