Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Devisa Terbesar di Dunia Merosot, Ada Apa?

Kompas.com - 08/08/2016, 06:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – Bank sentral China melaporkan cadangan devisa dalam valas yang dimiliki negara itu jatuh ke posisi 3,20 triliun dollar AS per Juli 2016.

Data yang dirilis pada Minggu (7/8/2016) tersebut sejalan dengan prediksi para analis dan lebih rendah dibandingkan posisi per Juni 2016 yang tercatat sebesar 3,21 triliun dollar AS.

China merupakan negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia dan mengalami penurunan cadangan devisa sebesar 4,10 miliar dollar AS pada bulan Juli.

Pada bulan Juni, cadangan devisa sempat merangkak 13,4 miliar dollar AS pada bulan Juni dan merupakan peningkatan setelah sempat mencapai posisi terendah dalam lima tahun pada bulan Mei 2016.

Cadangan emas China dilaporkan naik ke 78,89 miliar dollar AS pada akhir Juli 2016 dari 77,43 miliar dollar AS pada akhir Juni 2016.

Adapun penjualan valuta asing secara net oleh Peoples’s Bank of China (PBoC) pada bulan Juni 2016 melonjak ke level tertinggi dalam tiga bulan.

Mengutip Channel News Asia, hal itu sejalan dengan usaha bank sentral melindungi mata uang yuan di tengah volatilitas pasar seiring kepuutusan Inggris meninggalkan Uni Eropa atau Brexit.

Bank sentral pun menyatakan China akan mampu menjaga arus modal lintas batas, berkat situasing ekonomi yang relative stabil, surplus transaksi berjalan, dan cadangan devisa yang cukup.

Cadangan devisa China jatuh hingga mencapai rekor 513 miliar dollar AS pada tahun lalu setelah keputusan devaluasi yuan pada bulan Agustus 2015.

Pada akhirnya, ini memicu arus modal keluar yang mengguncang pasar global. Dalam pernyataannya, bank sentral menyatakan China akan menjaga mata uang yuan tetap stabil dan melanjutkan reformasi suku bunga berbasis pasar.

Perekonomian China pun menggeliat lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal II 2016 namun pertumbuhan investasi swasta masih melambat ke rekor terendah. 

Hal ini menunjukkan pelemahan masih terjadi dan mendorong pemerintah melakukan serangkaian upaya untuk mendorong ekonomi.

Kompas TV Luar Biasa! Tiongkok Berhasil Membuat Bus Kolong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com