KOMPAS.com - Harga minyak pada awal perdagangan di Senin terkerek naik oleh laporan adanya pembaharuan pembicaraan sejumlah anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk membatasi jumlah produksi minyak mentah.
Perdagangan berjangka US West Texas Intermediate (WTI), minyak mentah AS, diperdagangkan di 42,01 dollar AS per barrel, atau naik 21 sen dibandingkan harga penutupan Jumat pekan lalu.
Perdagangan berjangka Brent LCOc1 di level 44,40 dollar AS per barrel, atau naik 0,29 persen dibanding harga penutupan Jumat pekan lalu.
"Anggota OPEC termasuk venezuela, Ecuador dan Kuwait mengatakan berada dibalik reinkarnasi ini. Namun, sejumlah anggota OPEC lain (Arab Saudi, Irak, Iran) masih terlibat perang jumlah paskan di pasar yang membuat pasokan berlebih," kata Matt Smith dari ClipperData melalui catatan.
Perang jumlah produksi untuk mencapai pangsa pasar tinggi, membuat harga minyak terdiskon dan memberatkan pasar minyak mentah dunia.
Irak sudah menurunkan official selling price (OSP) untuk Basra Light, minyak mentahnya, di September untuk pasar Asia. Diskonnya sebesar 1 dollar AS hingga 2,3 dollar AS dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya.
Di sisi lain, pengeboran minyak di AS terus meningkat.
"Kenaikan jumlah produksi di rig di AS juga menaikkan sentimen. Data The Baker Hughes menunjukkan operasi rig di AS merupakan yang tertinggi sejak Maret," kata Bank ANZ, Senin.
Dari sisi permintaan, analis di AB Bernstein mengatakan permintaan minyak tetap kuat dan tumbuh di 2015 dan di tengah tahun pertama tahun ini, yakni tumbuh 2 persen dan 1,5 persen. tetapi outlook kedepan melemah.
"Di Juli, akibat Brexit, IMF menurunkan peringkat dan estimasi pertumbuhan global dunia 10 basis points di 2016 dan 20 basis points di 2017. Ini memiliki implikasi negatif pada demand minyak," kata analis.