Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pangan di Venezuela Makin Parah

Kompas.com - 12/08/2016, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

CARACAS, KOMPAS.com - Kondisi krisis pangan di Venezuela semakin parah lantaran pemerintah tidak memiliki cukup uang untuk memasok bahan pangan. Ini menyebabkan krisis kemanusiaan pula di negara itu, karena rakyat memiliki akses yang amat minim terhadap bahan pangan dan akhirnya gelombang unjuk rasa bergulir.

Pengiriman roti ke Venezuela anjlok 94 persen pada semester I 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan nilai 216.000 dollar AS dibandingkan 3,5 juta dollar AS tahun lalu. Pengiriman daging sapi turun 63 persen dari 350 juta dollar AS tahun lalu menjadi 127 juta dollar AS pada semester I 2016.

Pengiriman buah-buahan seperti pisang dan stroberi terjungkal 99 persen dari 21 juta dollar AS tahun lalu menjadi 159.000 dollar AS. Sementara itu, pengiriman ikan dan gula turun masing-masing 87 persen dan 34 persen.

Data tersebut dirilis Panjiva, biro analisis perdagangan global yang mengolah data dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), bea cukai AS, dan pemerintahan lainnya. Untuk data itu, Panjiva mengambil data ekspor dari AS, Kolombia, Ekuador, Brasil, dan Chile di mana produk-produk tersebut kemungkinan besar berasal.

"Warga Venezuela tidak bisa membeli roti dan daging. Yang bisa mereka peroleh hanya sereal, benar-benar bahan pokok dasar," kata Chris Rogers, analis di Panjiva seperti dikutip dari CNN Money, Jumat (12/8/2016).

Ekonomi Venezuela telah terjun ke dalam resesi parah dan negara itu dengan cepat kehilangan uang yang dimiliki. Masalah utama resesi keuangan Venezuela adalah nilai mata uang bolivar menurun amat drastis dalam beberapa tahun terakhir yang membuat impor untuk bahan pangan menjadi sangat mahal.

"Masyarakat Brasil (misalnya) bukan tidak ingin menjual daging ke Venezuela. Ini bukan masalah politik, tapi rakyat Venezuela tidak punya uang," jelas Rogers.

Venezuela adalah negara dengan kinerja ekonomi terburuk tahun ini menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Pertumbuhan ekonomi Venezuela diprediksi turun 10 persen tahun ini dan inflasi meroket ke level 700 persen. 

Kompas TV Adalberto Penaranda, Andalan Baru Venezuela

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com