JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan hingga paruh pertama tahun 2016 masih dalam tren melambat, bahkan masih dalam persentase satu digit atau di bawah 10 persen.
Bank Indonesia (BI) memprediksi kondisi itu tetap bertahan hingga penghujung tahun 2016. Gubernur BI Agus DW Martowardojo menjelaskan, pada awalnya bank sentral memperkirakan pertumbuhan kredit akan menggeliat hingga mencapai dua digit pada akhir tahun 2016. Namun demikian, perkiraan tersebut berubah.
"Kami lihat bahwa pertumbuhan kredit di akhir tahun di kisaran satu digit, jadi 7 sampai 9 persen. Sebelumnya kami perkirakan dua digit, tapi dari kajian kami tadi akan ada di kisaran 7 sampai 9 persen," kata Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/8/2016) malam.
Terkait dengan pertumbuhan kredit, Agus menjelaskan berdasarkan pantauan bank sentral masih cenderung rendah. Bahkan, secara year to date, pertumbuhan kredit masih di bawah 3 persen.
Meskipun demikian, Agus menyatakan BI melihat akan ada pemulihan dalam pertumbuhan kredit di semester II 2016. Hal ini antara lain didorong pemulihan konsumsi sektor swasta.
"Kami melihat di semester II karena sektor swasta sudah mulai pulih dari konsumsinya. Kami harap sektor swasta investasinya akan membaik di semester II," tutur Agus.
Untuk menggenjot pertumbuhan kredit, beberapa waktu lalu bank sentral memutuskan untuk melonggarkan aturan Loan to Value (LTV) untuk sektor properti.
Agus menyatakan, bank sentral berharap dengan pelonggaran ini maka akan ada pertumbuhan kredit yang cukup baik di semester II 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.