Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang-orang Ini Dinilai Layak Masuk Bursa Calon Pengganti Arcandra

Kompas.com - 20/08/2016, 16:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Diberhentikannya Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) karena kasus kewarganegaraannya memunculkan pertanyaan, kemampuan apa yang sesungguhnya dibutuhkan untuk seorang Menteri ESDM.

Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Wicaksono, berpendapat, Arcandra dipilih karena memiliki talenta kelas dunia dengan dihasilkannya paten pada bidang minyak dan gas bumi (migas) hasil penelitiannya.

Padahal, kata Agung, jika dicermati secara dalam bukan solusi pada tingkatan teknis semacam itu yang diperlukan untuk mengelola sektor energi di tingkat menteri. Tetapi, lanjutnya, pengalaman untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan sektor energi di lapangan, terutama dalam membangun infrastruktur energi yang diperlukan Indonesia.

"Bukan seorang ahli spesialis di bidang teknis. Namun seseorang dengan passion dan competence di sektor energi yang telah membuktikan sukses mengelola sebuah perusahaan atau organisasi yang membangun infrastruktur energi, di dalam suasana lingkungan Indonesia yang penuh dengan tantangan regulasi dan mengelola pemangku kepentingan, dengan tetap berpegang pada integritas," kata Agung, kepada Kompas.com, Sabtu (21/8/2016).

Selain itu, sambung Agung, era migas di masa depan semakin lama semakin habis. Sebaliknya, energi terbarukan akan semakin penting, terutama di Indonesia yang memiliki begitu banyak potensi.

Menurut Agung, pola berpikir serta bekerja yang terbiasa dan akan mengutamakan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat penting dimiliki oleh pemimpin sektor ESDM ini, jika memang Presiden Jokowi akan memenuhi komitmennya mengedepankan energi terbarukan.

"Kompetensi teknis di bidang migas seperti yang dimiliki Arcandra penting untuk Indonesia, namun bukan pada tataran pengambil kebijakan dan penegak tatakelola energi di tengah desakan pemangku kepentingan," ucapnya.

Agung menambahkan, dengan kriteria di atas dan kebutuhan keberpihakan terhadap EBT, ada beberapa nama yang ia anggap memenuhi syarat dan layak dipertimbangkan.

Tri Mumpuni

Dipanggil dengan Puni, ia adalah wanita tokoh masyarakat sipil penggerak pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) yang merupakan sumber energi terbarukan di lebih dari 80 lokasi. Semuanya ia lakukan dengan memberdayakan masyarakat setempat.

Menerobos berbagai tantangan teknis, alam maupun birokrasi, Puni dengan Institut Bisnis Kerakyatan (IBeKa)-nya menjadi kombinasi keteguhan berbuat bagi masyarakat kecil untuk merealisasikan potensi energi setempat dalam menghasilkan listrik.

Puni sekarang juga mengembangkan "Patriot Energi" sebagai program pemberdayaan masyarakat di daerah pelosok dengan mengirim lebih dari 150 sarjana di usia muda yang membantu masyarakat mengembangkan dan memanfaatkan potensi energi setempat.

Patriot Energi adalah wadah untuk membangun para pemimpin masa depan dengan idealisme dan nasionalisme. Sebagai salah seorang aktivis Fathayat muslimah NU, Puni teruji dalam membangun modal sosial untuk kemaslahatan masyarakat dengan sumber energi terbarukan setempat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com