Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tembakau Anjlok, Petani Diminta Diversifikasi Tanaman Produktif

Kompas.com - 22/08/2016, 11:42 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Anjloknya harga tembakau pada musim tanam tahun ini sebelumnya sudah diperkirakan.

Kepala Distanbunhut Kabupaten Semarang, Urip Triyoga mengatakan pihaknya jauh-jauh hari sudah menginstruksikan pengawas lapangan untuk mengimbau petani agar mengurangi luas area tanam tembakau dan beralih ke tanaman produktif lainnya.

Seperti diketahui para petani tembakau di Getasan mengeluh harga tembakau tahun ini terjun bebas. Bahkan kendati harga sudah anjlok, tidaak ada pembeli yang datang ke petani.

"Tahun ini saya usulkan ke APBD Perubahan untuk diversisikasi tanaman. Salah satunya pemberian bibit tanaman jambu merah," kata Urip, Senin (22/8/2016).

Wilayah Getasan serta pada wilayah lereng Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, dan Gunung Telomoyo yang secara tradisional menjadi area tanam tembakau, menurutnya sangat prospektif ditanami jambu biji merah.

Tanaman ini setelah tanam bisa duan tahun bisa dipanen secara berkelanjutan dan bisa menghasilkan rata-rata Rp 250.000 per pohon.

Mengubah kebiasaan petani untuk beraih dari tanaman tembakau ke tanaman produktif lainnya, diakui membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

"Kalau kita tidak melangkah akan keliru. Tidak mungkin juga kami mendongkrak harga tembakau dari Rp 2000 perkilogram menjadi Rp 10.000 perkilogram," imbuh Urip.

Kendati belum seluruhnya, saat ini sebagian petani di Getasan khususnya sudah beralih dari menanam tembakau ke tanaman sayuran organik. "Sudah mulai di Getasan, Bandungan, dan Kecamatan Sumowono," jelasnya.

Salah seorang petani tembakau di dusun Seloduwur, Batur, Getasan, Suroso (70) mengaku bersyukur kendati masih merugi akibat harga tembakau anjlok, namun dirinya masih mendapatkan hasil dari tanaman pendamping lainnya.

"Beruntung masih menanam cabai, sayuran dan bunga. Jadi hasilnya bisa untuk tambahan menutup kerugian tanam tembakau," kata Suroso.

Ia dan ratusan petani di Getasan mengaku dihadapkan pada pilihan yang sulit. Selain harga tembakau jatuh, para pembelipun seolah menghilang. "Jarang yang mengambil tembakau, situasi tahun ini lebih terpuruk dari tahun sebelumnya," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com