Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Harapan Wali Kota Pekalongan untuk Batik Pekalongan

Kompas.com - 22/08/2016, 15:53 WIB

KOMPAS.com - Wali Kota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaid menaruh harapan besar pada perkembangan batik pekalongan di masa mendatang. Industri batik di Kota Kreatif Dunia sejak Desember 2014 silam itu kian menggeliat maju.

Catatan dari riset termutakhir pada laman pekalongankota.go.id menunjukkan masa depan industri batik dengan sekitar 6.000 pelaku usaha terbilang menjanjikan. Syaratnya, selain pengembangan ide kreatif pada teknologi batik, pengelolaan bisnis batik pekalongan mesti memperluas pemasaran ke pusat-pusat perekonomian nasional misalnya di Jakarta. "Saya berharap batik bisa diserap pasar yang baru di wilayah Jakarta Utara," katanya pekan lalu di TM Mangga Dua Square, Jakarta Utara.

Menurut Chief Marketing Officer Mangga Dua Square Mulia Budiman, mal yang kini masuk dalam grup TM Agung Podomoro, membuka kesempatan pemasaran bagi industri batik pekalongan. Pengalaman beroperasi sejak 12 tahun silam, kata Mulia, membuat pihaknya merasa yakin bisa menarik minat lebih banyak masyarakat Jakarta Utara dan sekitarnya menjadi konsumen batik pekalongan.


KOMPAS/SIWI NURBIAJANTI Sejumlah perajin batik pada salah satu industri batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sedang menorehkan canting pada lembaran kain batik tulis, akhir Juni lalu. Sejak puluhan tahun silam, batik telah menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat di pesisir utara Jawa Tengah tersebut.

Pada tahap pertama, kata Mulia Budiman dan GM Advertising & Promotion TM Mangga Dua Square Shindiwaty Mastra disiapkan zonasi perdagangan batik sebanyak 80 unit. Dari jumlah itu, tingkat keterisian sudah mencapai 50 unit. "Kami optimistis mengulangi kesuksesan Thamrin City pada 2009-2010," kata Mulia Budiman sembari menerangkan bahwa Thamrin City pun sampai sekarang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan batik di Jakarta.


Josephus Primus Museum Batik Pekalongan menjadi salah satu ikon Kota Pekalongan. Museum yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2006 ini menempati bekas Gedung Balai Kota Pekalongan di Jalan Jetayu nomor 1, Kota Pekalongan. Fasilitas yang dimiliki museum ini terdiri dari ruang koleksi batik, ruang perpustakaan, kedai batik, ruang workshop batik, ruang pertemuan, dan ruang konsultasi atau pelayanan hak kekayaan intelektual (HKI).

Awalnya, TM Mangga Dua Square memusatkan diri pada pusat busana Muslim modern, menggandeng desainer Indonesia, Itang Yunaz. Seiring berjalan waktu, perkembangan bisnis  merambah batik sutra dan tenun. Zonasinya pun berubah menjadi Pusat Busana Muslim dan Batik Nusantara Modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com