Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan "Converter Kit", Nelayan Hemat BBM Rp 700.000 Per Bulan

Kompas.com - 24/08/2016, 18:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com — Program converter kit untuk nelayan tangkap mulai berjalan. Tahun ini, pemerintah menganggarkan Rp 31 miliar untuk memberikan 5.473 unit converter kit kepada masyarakat nelayan.

Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja, program ini disambut antusias oleh masyarakat nelayan.

"Dari pengalaman di lapangan kemarin yang kami berikan, masyarakat sangat mengapresiasi karena dengan menggunakan converter kit, nelayan iritnya banyak sekali," ucap Wiratmaja kepada wartawan di sela-sela agenda Forkom Keselamatan Migas, Nusa Dua, Bali, Rabu (24/8/2016).

Wiratmaja mengatakan, dari nelayan penerima converter kit di Cirebon, rata-rata rupiah yang dikeluarkan untuk membeli solar untuk tiga hari melaut mencapai Rp 100.000.

Sementara itu, dengan menggunakan converter kit, nelayan dengan kapal di bawah 5 GT hanya menghabiskan dua tabung gas ukuran 3 kilogram. Harga satu tabung melon di Cirebon sebesar Rp 15.000 per tabung.

"Jadi tiga hari cuma butuh Rp 30.000. Ngiritnya banyak kan? Dia ngiritnya Rp 70.000. Kalau satu bulan dia ngiritnya Rp 700.000. Untuk nelayan itu luar biasa," jelas Wiratmaja.

Program converter kit untuk nelayan ini merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan energi alternatif yang lebih murah bagi masyarakat nelayan.

Pada 2016 ini, ada delapan daerah yang dijadikan sasaran pilot project, yaitu Jakarta Utara (154 unit), Bekasi (1.100 unit), Cirebon (229 unit), Sukabumi (745 unit), Cilacap (902 unit), Demak (400 unit), Pemalang (48 unit), Tuban (330 unit), Gresik (900 unit), serta Karangasem (625 unit). (Baca: Masyarakat Nelayan Mulai Gunakan "Converter Kit")

Kompas TV Nelayan dan Penyelam Upacara di Dalam Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com