Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 9 Persen Asalkan Efisien

Kompas.com - 25/08/2016, 12:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

uNUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman yang juga Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bukan hal yang mustahil ekonomi Indonesia tumbuh delapan bahkan sembilan persen pada tahun-tahun mendatang jika terus meningkatkan efisiensi dalam berbagai aspek.

"Kalau kita semua (bangsa Indonesia) bekerja dengan hati, bekerja untuk melakukan efisiensi, saya tidak bisa bayangkan negeri yang sebesar ini akan bagaimana ke depan. Bukanlah hal yang terlalu sulit bagi ekonomi kita tumbuh 8-9 persen beberapa tahun ke depan," kata Luhut dalam sambutan penganugerahan penghargaan keselamatan migas, di Nusa Dua, Bali, Rabu malam (24/8/2016).

Luhut dalam kesempatan itu menyampaikan, selama menjabat di berbagai posisi mulai dari Duta Besar, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Kantor Staf Presiden, Menteri Koordinator Kemaritiman, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, sampai Plt Menteri ESDM, ada benang merah yang bisa diambil hikmahnya.

Dia menyebutkan, semua orang di negeri ini mempunyai peran untuk membuat negara lebih efisien. Dia mengatakan, di Kementerian ESDM utamanya, sebenarnya banyak hal yang bisa dibuat lebih efisien.

Perubahan sejumlah regulasi menurut Luhut sangat bisa dilakukan untuk membuat proses bisnis menjadi lebih efisien. Bahkan, katanya lagi, ia tak segan-segan mengambil keputusan untuk mengeluarkan aturan demi menciptakan efisiensi.

"Kalau hanya Kepmen-Kepmen saja, saya akan teken itu segera. Karena sepanjang itu untuk efisiensi, tidak melanggar ketentuan yang ada, ya tidak perlu ragu untuk melakukan perbaikan demi kepentingan Republik yang kita cintai ini," kata Luhut.

Kepada para bos migas yang hadir dalam Forum Komunikasi Keselamatan Migas itu, Luhut juga mendorong agar perusahaan migas meningkatkan efisiensi.

Ia mencontohkan PT Pertamina (Persero) yang telah berhasil menekan utang dan meningkat nett cash perusahaan. Dari utang yang tercatat hampir lima miliar dollar AS pada akhir 2014, hingga pertengahan 2016 utang Pertamina, kata Luhut menjadi sekitar 440 juta dollar AS.

Adapun nett cash naik dari sekitar tiga miliar dollar AS menjadi sekitar lima miliar dollar AS. Namun begitu, tak hanya mengejar efisien yang terlihat dari laporan keuangan saja, Luhut meminta perusahaan-perusahaan migas untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN).

"Karena apa? Ekonomi dunia sekarang sedang susah, maka penggunaan produk-produk dalam negeri perlu didorong. Penggunaan produk-produk dalam negeri dapat menciptakan lapangan pekerjaan, membuat nilai tambah, meningkatkan pajak. Kalau produk-produk dalam negeri ada sedikit-sedikit kurangnya, seiring berjalan waktu pasti akan semakin bagus," ucap Luhut.

Kompas TV Pemerintah Tambah Utang lewat Sukuk Tabungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com