Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Vietnam Perkuat Kerja Sama Teknologi Industri

Kompas.com - 26/08/2016, 13:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Industri Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan, terdapat dua negara ASEAN yang mengekspor herbisida dan insektisida ke Selandia Baru, yakni Indonesia dan Malaysia. Kedua produk itu digunakan untuk menggarap pertanian di Selandia Baru.

“Produk herbisida dan insektisida dari indonesia masih dikenai bea masuk, sementara produk sejenis dari Malaysia bebas bea masuk. Untuk itu, kami berupaya menjalin kesepakatan lagi dengan Selandia Baru agar produk herbisida dan insektisida kita bisa nol persen juga sehingga sama daya saingnya dengan Malaysia melalui liberalisasi pasar,” paparnya.

Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Nguyen Cam Tu yang membawa delegasi VEAM Corp di Kementerian Perindustrian.

VEAM Corp merupakan BUMN di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam yang bergerak di bidang manufaktur, permesian dan alat pertanian, truk dan bus, serta komponen.

Dalam kesempatan tersebut, Menperin membuka peluang kerja sama industri dengan Vietnam, khususnya pada pengembangan teknologi.

"Hal ini didukung oleh fasilitas riset di sektor agro dan permesinan yang dimiliki balai-balai di bawah Kementerian Perindustrian,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/8/2016).

Menurutnya, kerja sama ke depannya untuk kedua negara akan difokuskan pada industri permesinan yang berbasis di sektor pertanian. Alasannya, beberapa perusahaan di Indonesia sudah menguasai teknologi baik pra panen dan pasca panen.

“Indonesia juga menguasai teknologi pengolahan agrikultur untuk produk-produk seperti kakao, CPO, karet dan hortikultura. Di Indonesia ada Asosiasi Alat Mesin Pertanian Indonesia (ALSINTANI) yang memiliki sebanyak 30 anggota,” tuturnya.

Menperin menjelaskan, industri alat mesin pertanian (alsintan) di Indonesia telah memiliki kemampuan memproduksi traktor tangan, traktor kecil hingga sedang, pompa irigasi, mesin bajak yang digunkanan untuk tahap pra panen.

“Sedangkan untuk pascapanen seperti mesin pengering. Namun baru 35 persen produk alsintan di Indonesia yang diproduksi oleh perusahaan dalam negeri,” ungkapnya.

Kemenperin mencatat, industri alsintan Indonesia tumbuh 261 persen pada 2015 dengan nilai 26,6 juta dollar AS. Tujuan ekspor utamanya ke Nigeria, Malaysia, Amerika Serikat, Filipina, Venezuela and Timor Leste.

Di sisi lain, Indonesia mengimpor untuk produk-produk alsintan sebesar 45.3 juta dollar AS pada 2015.

Menperin mengharapkan peningkatan neraca perdagangan kedua negara, dari 6 miliar dollar AS pada 2015 menjadi 10 miliar dollar AS pada 2018.

Kompas TV Mendag dan Menpan Blusukan ke Pasar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com