NEW YORK, KOMPAS.com - Kemungkinan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS Federal Reserve dinilai bakal memicu aksi jual alias sell-off di pasar saham Asia dan arus modal di China.
Hal ini diungkapkan oleh Sam Le Cornu, co-head Asian listed equities & head of investments di Macquarie Investment Management.
Menurut Le Cornu, pasar telah memastikan bakal adanya pergerakan kebijakan moneter oleh bank sentral dengan spekulasi bahwa kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed terjadi pada bulan September 2016 mendatang. Ini dengan alasan ekonomi AS sudah mulai menggeliat.
"Jika ada kenaikan suku bunga The Fed, maka akan ada implikasi terhadap ekuitas di seluruh Asia," kata Le Cornu seperti dikutip dari CNBC, Jumat (26/8/2016).
Le Cornu juga memprediksi bahwa Gubernur The Ged Janet Yellen akan mengungkapkan apa yang ada di dalam perangkat moneter The Fed dan implikasi jangka menengah kenaikan suku bunga The Fed dalam pidatonya, Jumat waktu setempat.
Selama ini, negara-negara emerging markets telah diuntungkan dengan rendahnya suku bunga acuan di negara maju.
Kondisi tersebut membuat para investor mencari pasar yang mampu memberi imbal hasil lebih tinggi sehingga dana membanjiri negara berkembang.
Pengetatan kebijakan moneter AS diprediksi akan mendorong tingkat bunga bond dan menurunkan celah tingkat bunga alias yield gap di negara berkembang.
Le Cornu berpendapat, suku bunga yang lebih tinggi di AS akan memberi implikasi terhadap China.
Menurut dia, akan ada kemungkinan terjadi arus dana keluar. "Keluarnya arus modal dari China kemungkinan akan terjadi. Akan ada implikasi terhadap nilai tukar dan saham Asia," ujar Le Cornu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.