Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktisi Energi: Semua Sisi ESDM itu Ada Mafianya, Petral Hanya Bagian Kecil...

Kompas.com - 29/08/2016, 15:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Likuidasi unit usaha PT Pertamina (Persero), Petral Ltd, dinilai hanya bagian kecil dari upaya bersih-bersih sektor energi dari kejahatan para mafia.

Menurut praktisi energi, Ryad Chairil mafia energi tersebar di banyak sektor, hulu maupun hilir.

"Jadi semua sisi ESDM itu pasti ada mafianya. Dari eksplorasi sampai downstream," kata Ryad ditemui usai diskusi di ILUNI UI Salemba, Jakarta, Senin (29/8/2016).

Ryad mencontohkan, perilaku mafia yang paling gampang dilihat adalah penyelundupan bahan bakar minyak (BBM).

"Paling gampang saja, pengangkutan BBM oleh truk tangki yang dilakukan oleh Pertamina ke SPBU itu banyak mafianya," kata Ryad.

Ryad juga mencontohkan kasus lama, yakni penyelundupan BBM oleh oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Batam, pada 2014 silam.

Oknum PNS yang akhirnya ditetapkan sebagai tersangka itu merupakan pemilik rekening gendut Rp 1,3 triliun, hasil dari penjualan BBM secara ilegal.

Contoh aksi mafia lainnya menurut Ryad bisa dilihat dari sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kalimantan Barat.

Di sana, kata Ryad, seringkali SPBU kosong BBM. Padahal di sepanjang jalan berhamburan para pengecer BBM.

"Nah mafia-mafia ini sebenarnya bisa dilakukan dengan pembetulan di sisi transaksi yang dilakukan oleh Pertamina. Dan mesti ada orang yang cermat sekali untuk melakukan perubahan. Kalau pembubaran Petral itu hanya satu aspek dari praktik mafia di sektor ESDM," imbuh Ryad.

Lebih lanjut dia menilai, munculnya mafia di sektor energi disebabkan kurangnya atau kevakuman pengaturan oleh pemerintah.

Intinya, kata dia, para pedagang itu harus dibuatkan aturan main untuk bermain di lapaknya masing-masing.

"Kalau tidak, nanti antar-pedagang melakukan kartel, penguasaan. Nah, pengaturan ini mesti ada orang yang berani melakukan terobosan yang membuat sistem administrasi yang baik, transparan dan objektif, yang tahu bagaimana bisnis proses," pungkas Ryad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com