Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaet Investor, Mentan Usulkan Penambahan Lahan Pertanian

Kompas.com - 02/09/2016, 15:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, untuk menggaet investor masuk ke sektor pertanian diperlukan penambahan lahan sehingga target produksi jagung, gula dan sapi bisa tercapai.

Untuk industri gula, dibutuhkan 490.000 Ha lahan tebu untuk memasok pabrik eksisting dengan nilai investasi Rp 47,5 triliun, dan 380.000 Ha untuk pabrik gula rafinasi.

"Untuk komoditas gula, setidaknya dibutuhkan tambahan lahan seluas 286.000 hektare (Ha) untuk pabrik gula baru dengan nilai investasi mencapai Rp 37,5 triliun," kata Amran di Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Untuk komoditas jagung, dibutuhkan tambahan luas lahan 500.000 Ha dengan nilai investasi mencapai Rp 4,1 triliun.

"Komoditas sapi saat ini diminati sebulan perusahaan untuk investasi dan membutuhkan tambahan luas lahan hingga 1 juta Ha dengan nilai investasi Rp 14 triliun," kata Amran.

Terkait dengan kebutuhan lahan ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai perlu metode, pendekatan, dan parameter untuk menghitungnya.

"Bisa dengan menghitung kebutuhan menurut komoditas, bisa juga dengan menghitung kebutuhan per 1.000 penduduk," ucap Darmin.

Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil mengatakan, konsep wilayah perlu diredefinisikan untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian. "Hak Guna Usaha harus benar-benar dimanfaatkan," kata dia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno mengusulkan agar pemetaan lahan dilakukan secara langsung.

"Kami gunakan drone di titik lahan yang ditentukan, dan petakan lahan ini milik siapa. Ini penting sebagai dasar pemetaan lahan. Manfaatkan teknologi yang ada," ujar Rini.

Terkait pemetaan ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro memiliki pandangan lain. Dengan pemanfaatan model satelit yang dimiliki BPPT, bisa dipotret mana lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian atau permukiman.

"Badan Informasi Geospasial (BIG) mempunyai kemampuan melakukan pemetaan dan ke depan tidak ada lagi perbedaan data mengenai luas lahan," ucap Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com