Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Pantau 4 Kondisi Perekonomian Global, Apa Saja?

Kompas.com - 05/09/2016, 12:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) saat ini memantau setidaknya empat kondisi perekononomian global yang turut memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Apa saja kondisi yang dimaksud?

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, kondisi pertama adalah pemulihan ekonomi sejak krisis global pada 2008 tidak semulus yang diperkirakan. Ia menjelaskan, pemulihan ekonomi global saat ini tidak seimbang dan lebih lambat.

"Ekonomi dunia hanya flying on single agent, yaitu AS. Akan tetapi, ternyata memang kekuatan AS terus menurun untuk pemulihannya, tidak terlalu kuat," kata Perry saat menyampaikan kuliah umum di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Senin (5/9/2016).

Selain itu, negara maju lainnya seperti Jepang dan Uni Eropa juga sudah memberlakukan suku bunga negatif namun belum menunjukkan pemulihan. Adapun di negara berkembang, negara yang menunjukkan perbaikan berarti hanya Indonesia dan India.

"Divergensi pertumbuhan ekonomi, hanya AS yang maju dan yang lain lebih lambat. Celakanya permasalahan-permasalahan itu memperberat pemulihan ekonomi negara-negara berkembang," ujar Perry.

Kondisi kedua adalah harga komoditas dunia yang belum menggeliat. Menurut Perry, pada 2010-2011 harga komoditas sempat naik, namun kemudian terus menurun bahkan hingga negatif.

Inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Kalimantan, kecuali Kalimantan Tengah mengalami resesi. Dengan demikian, komoditas saat ini tidak bisa lagi diandalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi.

Adapun kondisi ketiga adalah divergensi kebijakan moneter. Perry menjelaskan, ada perbedaan dan keberagaman kebijakan moneter di berbagai negara di dunia.

"AS mau menaikkan suku bunga, Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara berkembang melakukan easing kebijakan moneter. Implikasinya adalah ketidakpastian pergerakan nilai tukar, aliran modal di pasar keuangan global dan membuat isu-isu stabilitas di seluruh dunia adalah tantangan yang sulit," ungkap Perry.

Kondisi keempat adalah penguatan atau reformasi keuangan dunia. Perry menjelaskan, sejak krisis keuangan global, muncul berbagai inisiatif untuk memperkuat sistem keuangan dunia.

"Muncul Basel 3 Core Principle, muncul pengaturan remunerasi bankir, CCP. Negara maju paranoid krisis keuangan global, maka terjadi penguatan yang sangat besar, modal diperbesar, penilaian risiko diperkuat," jelas Perry.

Kompas TV BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016 5,1%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com