Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laju Ekspor Sepeda Makin Kencang

Kompas.com - 05/09/2016, 12:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen sepeda kembali mengayuh bisnisnya. Sepanjang semester I 2016, produsen sepeda seperti PT Insera Sena mencatat kenaikan penjualan 20 persen ketimbang penjualan periode yang sama tahun 2015.

Pemilik merek Polygon tersebut mencatat permintaan di paruh pertama tahun ini lebih baik ketimbang tahun 2014 atau 2015. Dari sisi pangsa pasar, Insera Sena mengklaim meraih pangsa pasar terbesar di Indonesia.

Fendi Astika Widhiatmoko Marketing Communication Head PT Insera Sena mengatakan, pihaknya menguasai 60 persen pasar sepeda yang diproyeksikan 5.000 unit per tahun. Jika penjualan semester pertama 2.500 unit, maka 60 persen dari penjualan tersebut mencapai kisaran 1.500 unit.

Namun Fendi bilang, pihaknya tak hanya melayani pasar domestik saja. Secara portofolio, Insera Sena juga menyasar pasar ekspor. "Porsi domestik 40-50 persen, sedangkan untuk ekspor 50-60 persen," kata Fendi kepada Kontan, akhir pekan lalu.

Porsi ekspor diraih setelah Insera Sena gencar menambah pasar baru. Tahun 2010, Insera Sena garap pasar Australia, kemudian merambah Amerika Serikat (AS) dan wilayah Eropa tahun 2012. Yang terbaru, awal tahun ini, Insera Sena menyasar pasar China.

Tetapi sayang, ekspor ke China belum memuaskan. "Pertumbuhannya masih di bawah target, awareness konsumen di China menjadi kendala utama," tambah Rony Liyanto, Direktur Pemasaran PT Insera Sena.

Rony menambahkan, ekspor ke China terkendala akses internet. Sebagaimana diketahui, China tak ada mesin pencari populer seperti Google, bahkan situs jejaring sosial Facebook tak bisa diakses.

Selain Polygon, Indonesia punya produsen sepeda lain seperti PT Terang Dunia Internusa. Produsen sepeda yang berdiri sejak 1991 tersebut terkenal dengan merek United dan BMX. Namun, sampai berita ini diturunkan, KONTAN belum berhasil menghubunginya.

Ekspor bangkit

Dari sisi pasar ekspor, Indonesia punya peluang mengirim sepeda terbaiknya ke pasar ekspor, salah satunya ke Prancis. Merujuk laporan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Lyon, Prancis, Indonesia hanya ekspor 0,1 persen atau senilai 29.000 dollar AS dari total pasar sepeda Prancis senilai 342 juta dollar AS.

"Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor ke Prancis yang warganya populer menggunakan sepeda," jelas salah satu nukilan laporan ITPC yang dirilis April 2016.

Peluang pasar ekspor ke Prancis ternyata memang belum dimanfaatkan Insera Sena. Fendi menyatakan, khusus Eropa, pihaknya baru menyasar Jerman dan Inggris. "Kami (Insera Sena) ada kantor di Jerman lewat distributor," kata Fendi.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), semester pertama 2016, ekspor sepeda naik 36,5 persen menjadi 35,02 juta dollar AS. Adapun ekspor periode yang sama tahun 2015 tercatat senilai 25,64 juta dollar AS. (Yusuf I Santoso)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com