Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Pajak: Kalau "Tax Amnesty" Gagal, Saya yang Tanggung Jawab

Kompas.com - 06/09/2016, 21:12 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi siap bertanggung jawab bila program pengampunan pajak atau tax amnesty gagal.

Seperti diketahui, pemerintah sudah membuat target program tax amnesty yakni Rp 165 triliun untuk dana tebusan.

Hingga hari ini, dana tebusan baru Rp 5,28 triliun. Selain dana tebusan, pemerintah juga kerap menyebut target Rp 1.000 triliun untuk dana luar negeri yang masuk ke Indonesia (repatriasi), dan Rp 4.000 triliun dana deklarasi dalam dan luar negeri.

"Pokoknya kalau tax amnesty berhasil itu keberhasilan semua pihak. Tetapi kalau gagal saya yang tanggung jawab," ujar Ken di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Meski siap bertanggung jawab, Ken tidak menegaskan akan mundur dari posisinya bila tax amnesty gagal.

Ia menyerahkan semua keputusan kepada atasannya yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bahkan pria asal Malang itu sempat berseloroh siap diberi hukuman apapun oleh Sri Mulyani sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya.

"Loh itu terserah pimpinan saya mau dihukum seperti apa, ditembak mati juga kalau bisa," kata Ken.

Pemerintah Pusat sendiri sudah gencar melakukan sosialiasi tax amnesty ke berbagai daerah.

Dirjen Pajak, Menteri Keuangan, hingga Presiden Joko Widodo sudah turun tangan langsung menyosialisasikan tax amnesty.

Namun hingga hari ini, dana repatriasi baru Rp 13,9 triliun dan dana deklarasi Rp 232,1 triliun.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sendiri sudah mengakui ada kekeliruan pemerintah dalam menentukan target program tax amnesty.

"Yang keliru itu penempatan target yang terlalu tinggi. Kalau saya ingin katakan, keliru ya, karena pemerintah sendiri (yang menentukan target)," ujar Kalla di Kantor Wapres, Jumat (2/9/2016).

Meski begitu, pemerintah masih memiliki cukup waktu untuk mengejar target. Seperti diketahui, kebajikan tax amnesty berakhir pada 31 Maret 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com