Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Dicari, Pangan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal

Kompas.com - 08/09/2016, 16:25 WIB

KOMPAS.com - Lebih setahun silam, Harian Kompas edisi 10 Juni 2015, mengingatkan kembali ihwal pentingnya ketahanan pangan Indonesia. Salah satu catatan penting yang mengemuka adalah langkah-langkah strategis teknis yang harus dibuat dan dilaksanakan terkait Peraturan Presiden Nomor 22/2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Kebijakan itu menekankan bahwa pengembangan pangan lokal bakal mengurangi ketergantungan Indonesia dari impor dan memberdayakan sumber pangan lokal yang sangat variatif. Pada akhirnya, hal tersebut akan meningkatkan status gizi masyarakat dan ketahanan bangsa. Untuk mencapai kemandirian pangan dibutuhkan tidak hanya perubahan pola konsumsi, tetapi juga perubahan cara pandang dari pemerintah dan masyarakat.

Berangkat dari catatan itu, sebagaimana informasi tertulis dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) hari ini, pesan bahwa pangan berbasis potensi dan kearifan lokal harus terus dikumandangkan. Pesan itu, salah satunya, termaktub dalam 58 proposal penelitian bidang pangan mahasiswa strata 1 (S1) yang mendapat bantuan dana penelitian dari Indofood. Program itu dikemas dengan nama Program Indofood Riset Nugraha (IRN) 2016-2017. Tema yang diusung adalah  Mencerdaskan Bangsa melalui Kemandirian Pangan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal.

Sejak awal diluncurkan pada Mei 2016, proposal penelitian yang diajukan berjumlah 148 proposal. Walaupun ada penurunan pada jumlah proposal yang masuk dalam program tahun ini, Indofood tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas penelitian. Menurut Ketua Program IRN  Suaimi Suriady, pihaknya menyertakan coaching clinic bagi mahasiswa di wilayah Indonesia Timur. "Ada potensi pengembangan sumber daya pangan di daerah tersebut, khususnya pangan laut," tutur Suaimi.

Tak hanya itu, IRN juga memberikan leadership camp kepada penerima dana IRN untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian. Melalui program ini mahasiswa yang tergabung dalam program IRN akan mendapatkan materi tentang norma atau falsafah pelaksanaan penelitian, pengumpulan dan analisis data penelitian serta kiat melakukan publikasi hasil penelitian.

Sementara itu, ketua tim pakar  IRN, Prof. DR. Ir FG Winarno mengatakan banyak potensi pangan berbasis sumber daya laut yang dapat dioptimalkan mengingat luasnya lautan mencapai sekitar 70 persen wilayah Indonesia. Indonesia juga merupakan wilayah Mega-Biodiversity terbesar di dunia yang memiliki berbagai spesies ikan, rumput laut dan terumbu karang.

Tahun ini ada 21 mahasiswa  dari berbagai universitas di Indonesia Timur berhasil lolos dalam program IRN. Kedua puluh satu mahasiswa ini bergabung bersama dengan 58 mahasiswa lainnya yang berasal dari 24 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia. Mereka telah melalui tahapan seleksi baik administrasi yang dilakukan oleh sekretariat panitia maupun seleksi substansi yang dilakukan oleh tim pakar program IRN.

Selain komoditas perikanan dan kelautan, ada berbagai komoditas darat lain yang menjadi fokus penelitian yakni gandum, jagung, pisang, singkong, kelapa sawit, kentang, kedelai, beras merah, kacang hijau, dan susu. Para peserta program IRN dapat melakukan penelitian maksimal dalam waktu satu tahun. Audit terhadap penelitian dilakukan oleh Tim Pakar IRN dalam dua tahap. Audit I adalah untuk memonitor perkembangan penelitian sekaligus mengevaluasi. Audit tahap II dilaksanakan sebelum laporan akhir penelitian.

Kemudian, General Manager Corporate Communications Indofood, Stefanus Indrayana, mengajak para mahasiswa memunculkan  pemikiran-pemikiran kreatif dan positif dalam menghasilkan riset-riset unggulan yang mampu diaplikasikan dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

Whats New
Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com