Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Serapan Beras Lokal Program "Suka Bela" di Semarang Baru Tercapai 40 Persen

Kompas.com - 09/09/2016, 11:37 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Ngakan, dengan bangga menunjukkan dua kantong beras pandanwangi super kemasan 5 kilogram di atas meja kerjanya, Rabu (7/9/2016).

Pada kemasan beras tersebut tertulis "Beras Higienis, Matra 2, Suka Bela Kabupaten Semarang".

Bulir-bulirnya utuh dengan warna yang putih bersih. "Bagus, untuk membantu penyerapan beras dari petani kita sendiri. Ini saya belum tahu harganya, belum saya bayar. Semua dapat jatah dua kantong," kata Ngakan.

Beras lokal yang ada di meja Ngakan tersebut diproduksi dan dikelola oleh Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Tani Subur Kelurahan Tambakboyo Ambarawa di bawah binaan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang.

Program Suka Bela atau membela Kabupaten Semarang dengan menyukai produk-produk Kabupaten Semarang sejak diluncurkan Juni 2016 masih jauh dari target.

Sejauh ini, Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjadi sasaran percontohan dalam program ini hanya mampu menyerap beras lokal sekitar 40 ton dari yang ditargetkan sebesar 100 ton per bulan.

"Suka Bela ini kita targetnya satu bulan 100 ton tapi dilaporkan baru sekitar 40 ton, itu baru sekitar 12 SKPD yang pesan," kata Bupati Semarang Mundjirin pekan ini.

Mundjirin mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi bersama dengan Ketua Program "Suka Bela" yang juga Asisten II Setda Kabupaten Semarang, Anang Dwinanta dan Kantor Lembaga Ketahanan Pangan (LKP) setempat untuk mengejar target serapan komoditas beras lokal tersebut.

Salah satunya adalah dengan menginstruksikan semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) membeli produk Suka Bela ini.

"Pertama kita imbau, tolong bikin surat laporan ke saya setiap bulan, SKPD yang mana yang belum. Mana yang masih nol, memang tidak bisa langsung. Kalau dia sudah punya langganan, kalau dia belinya produk Kabupaten Semarang ya tidak apa-apa, yang penting sudah terkoordinasi," ujarnya.

Langkah berikutnya, kata Mundjirin, program Suka Bela ini ke depan akan dikelola oleh BUMD sehingga serapan produk lokal ini akan lebih luas, tidak hanya menyasar kalangan PNS saja, melainkan juga kalangan swasta.

Pihaknya berkeyakinan, dalam enam bulan ke depan, BUMD sudah bisa mengambil alih pengelolaan program Suka Bela ini.

"Jadi, ini tidak akan jadi pekerjaan SKPD seterusnya, tapi silahkan ditekel oleh BUMD bekerja sama dengan masing-masing SKPD. Kita ada BUMD Serba Usaha, jadi bukan hanya PNS saja tapi pegawai-pegawai swasta di sini, pabrik-pabrik, Polri juga ada kan," imbuhnya.

Seperti diberitakan, guna melindungi produk-produk lokal, Bupati Semarang Mundjirin meluncurkan program "Suka Bela" Kabupaten Semarang di halaman Kantor Distanbunhut Kabupaten Semarang, Rabu (1/6/2016) siang.

Program Suka Bela bertujuan agar produk-produk lokal Kabupaten Semarang dicintai dan dibeli oleh masyarakat Kabupaten Semarang.

"Suka Bela maknanya, jika kita suka Kabupaten Semarang kita harus mau membela Kabupaten Semarang. Kalau mau membela Kabupaten Semarang kita harus suka produk dan wisata Kabupaten Semarang," ungkap Ketua Program "Suka Bela" yang juga Asisten II Setda Kabupaten Semarang, Anang Dwinanta.

Peluncuran program "Suka Bela" tersebut diawali pembelian beras oleh Bupati Semarang Mundjirin dan PNS beberapa SKPD Kabupaten Semarang.

Beras yang dibeli adalah hasil produksi petani yang tergabung dalam Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Tani Subur Kelurahan Tambakboyo Ambarawa dan LDPM Mandiri Desa Ngrapah Banyubiru.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com