Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ryan Filbert

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Penerima Penghargaan Tokoh Inspiratif Pasar Modal oleh Presiden Joko Widodo

Cara Mengenalkan Generasi Muda pada Pasar Modal Secara Menyenangkan

Kompas.com - 11/09/2016, 14:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Mengenalkan generasi muda hanya menabung, semakin hari akan semakin jelas bahwa bukan sebuah hal yang tepat. Apalagi dengan terjadinya tingkat suku bunga yang minus terjadi di bursa Eropa.

Artinya, bila ada seseorang yang saat ini meyakini bahwa tempat menyimpan uang paling aman di Bank, maka pengetahuan masa lalunya tersebut membuahkan keyakinan yang terbukti salah.

Ternyata bila orang itu menabungkan uangnya di sebuah bank di Eropa, maka uangnya bukan menjadi aman dan bertumbuh, justru terjadi sebuah pemotongan akibat bunga membuat uang yang ditabungnya, tergerus perlahan tapi pasti.

Bagaimana dengan Anda dan saya yang berada di Indonesia?

Di tahun 2016 ini, pergerakan suku bunga acuan yang dikeluarkan ‘mbahnya’ bank di Indonesia yaitu Bank Indonesia di awal tahun adalah 7,25 persen. Namun hingga pertengahan tahun menjadi 6,5 persen.

Meskipun turun, namun tetap saja memberikan pertumbuhan. Artinya, menabung di bank yang ada di Indonesia masih menambahkan jumlah uang kita, lumayan bukan?

Meski bunganya mengalami penurunan, namun tetap saja ‘nambah’. Nah yang menjadi sebuah pertanyaannya, apakah mungkin tren bunga seperti di negara Indonesia akan turun terus sehingga menabung menjadi sebuah kegiatan yang tidak menarik lagi?

Jawabannya bisa saja. Namun suku bunga negatif untuk negara seperti Indonesia, menurut saya pribadi masih cukup jauh era itu akan terjadi. Kalau ditanya alasannya, saya kira artikelnya jadi bertambah panjang dan bukan maksud artikel ini saya membuatnya.

Saya menuliskan detail alasan saya tersebut pada salah satu buku saya yang berjudul Hidden Profit from The Stock Market.

Namun menjadi sebuah kekhawatiran bagi kita bersama, bila ada orang yang hanya mengetahui bahwa menabung adalah satu-satunya cara pasif dalam menumbuhkan uangnya.

Di budaya barat dan negara maju, pemahaman menabung sendiri sudah mulai bergeser dan tergantikan dengan pola investasi. Sedangkan di negara seperti di Indonesia, pemahaman investasi masih begitu jauh dari baik kalau boleh dikatakan buruk. Mengapa?

Jangankan generasi muda, generasi yang memasuki usia produktif pun masih banyak yang mengaitkan bahwa investasi keuangan itu berhubungan dengan asuransi, berhubungan dengan Multi Level marketing, dan bahkan pada aliran paling rusak .

Investasi keuangan adalah berujung pada semuanya penipuan, hal tersebut sangatlah memperihatinkan.

Salah satu investasi keuangan yang memang benar adalah sebuah instrument investasi yang sehat seperti instrument investasi pada pasar modal. Pasar modal sendiri terdiri dari begitu banyak variannya. Katakanlah yang termudah dipahami adalah saham, obiligasi dan reksa dana.

Masalah utama yang saat ini muncul ketika mengenalkan diri pada instrument investasi pasar modal adalah, sebuah media edukasi yang masih begitu teoritis. Saya juga bagian dari korban literasi yang teoritis ketika saya masih di sekolah bahkan kuliah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com