Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas "Brexit," Inggris akan Kehilangan Rp 761 Triliun dalam Tiga Tahun

Kompas.com - 12/09/2016, 20:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Kamar Dagang Inggris (BCC) baru-baru ini secara drastis memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris sebagai dampak dari voting Inggris keluar dari Uni Eropa alias "Brexit".

Dalam laporan pertamanya pasca Brexit, BCC memangkas pertumbuhan ekonomi Inggris menjadi 1,8 persen pada tahun 2016, dari sebelumnya 2,2 persen.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Inggris pada 2017 yang semula diprediksi 2,3 persen, dipangkas menjadi 1 persen.

Sementara itu, pada 2018 mendatang, pertumbuhan ekonomi Inggris direvisi menjadi 1,8 persen dari sebelumnya 2,4 persen.

Revisi prediksi pertumbuhan ekonomi ini berarti Inggris diproyeksikan bakal kehilangan dana sebesar 43,8 miliar poundsterling atau 58,1 miliar dollar AS yang setara dengan Rp 761,1 triliun dari perekonomiannya hingga tiga tahun mendatang.

Revisi yang dilakukan BCC ini mengindikasikan seberapa parahnya dampak Brexit terhadap dunia bisnis hingga ketenagakerjaan di Inggris.

Kepala Ekonomi BCC Suren Thiru menjelaskan alasan kamar dagang tersebut yakin bahwa prediksi BCC sebelumnya tak lagi berlaku. Pasalnya, menurut BCC ketidakpastian akibat Brexit memicu terhambatnya investasi.

Sementara itu, inflasi yang meningkat dan kondisi pasar tenaga kerja yang secara moderat lebih lemah pun diprediksi akan memghambat belanja konsumen.

"Namun, posisi perdagangan net Inggris diprediksi akan menggeliat karena nilai tukar poundsterling yang tergelincir pasca referendum," ujar Thiru seperti dikutip dari Business Insider, Senin (12/9/2016).

Thiru mengungkapkan, meski ada kecenderungan posisi perdagangan Inggris akan membaik, namun BCC memandang ada ketidakseimbangan signifikan yang saat ini dialami perekonomian Inggris.

Kondisi ini ditambah lagi dengan berlanjutnya ketergantungan berlebih pada belanja konsumen dan jasa sebagai faktor penting pertumbuhan ekonomi. Menurut Thiru, eksportir akan diuntungkan dari pelemahan poundsterling.

Akan tetapi, ketidakseimbangan signifikan yang tengah dialami perekonomian Inggris diperkirakan bakal terus berlangsung.

"Meskipun outlook ekonomi Inggris dalam jangka panjang sangat tidak pasti, namun ada risiko pula seperti isu struktural yang amat dalam, seperti ukuran defisit transaksi berjalan Inggris saat ini, yang membuat Inggris amat rentan terekspos guncangan ekonomi," ungkap Thiru. 

Kompas TV Bank di Eropa PHK 3000 Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com