Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Anggaran Jadi 2,7 Persen dari PDB, Utang Nambah Rp 37 Triliun

Kompas.com - 19/09/2016, 16:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Melihat perkembangan penerimaan dan pengeluaran negara, pemerintah memperlebar target defisit anggaran menjadi 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dari sebelumnya 2,35 persen PDB dalam APBN-P 2016.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan, apabila defisit anggaran melebar dari 2,35 persen menjadi 2,5 persen dari PDB, maka tambahan pembiayaan yang dibutuhkan mencapai Rp 17 triliun.

Namun, apabila defisit anggaran melebar dari 2,35 persen menjadi 2,7 persen dari PDB, maka tambahan pembiayaan yang dibutuhkan mencapai Rp 37 triliun.

(Baca : Sri Mulyani: Ada Potensi Tambahan Utang Rp 17 Triliun)

“Saya kira (ditambal dari) kombinasi antara penerbitan surat utang yang rutin dan dari pinjaman. Kami lihat mana pinjaman yang masih terbuka untuk up-size. Atau bisa juga dari private placement,” kata Suahasil ditemui usai rapat dengan Badan Anggaran DPR-RI, di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Suahasil menyampaikan, proyeksi pelebaran defisit tersebut lebih dikarenakan semakin cepatnya belanja, sementara penerimaan negara justru melambat.

Program pengampunan pajak atau tax amnesty yang tadinya pesimis bisa dikejar, untungnya kata Suahasil, cukup memberikan realisasi lumayan.

Pelebaran defisit juga untuk mengantisipasi potensi jebolnya anggaran cost recovery, yang dalam APBN Perubahan 2016 hanya dianggarkan delapan miliar dollar AS.

“Sekarang (cost recovery) dijaga oleh SKK Migas. Mereka sedang berusaha menjaga itu di asumsi delapan miliar dollar AS, tetapi ada potensi membesar. Berapanya tanyakan ke Pak Amien (SKK Migas). Ini pengeluran-pengeluaran yang harus diwaspadai,” imbuh Suahasil.

Terakhir, pelebaran defisit anggaran juga disebabkan pengurangan penundaan transfer Dana Alokasi Umum (DAU). Namun Suahasil tidak menjelaskan rinci berapa pengurangan penundaan transfer DAU tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com