Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Luar Negeri Swasta Meningkat, Ini Penjelasan BI

Kompas.com - 19/09/2016, 19:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) pada Juli 2016 tercatat 324,2 miliar dollar AS. Jumlah tersebut tumbuh 6,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia sebagian besar terdiri dari ULN sektor swasta.

Pada akhir Juli 2016, posisi ULN sektor swasta mencapai 164,5 miliar dollar AS atau 50,7 persen dari total ULN.

Sementara ULN sektor publik tercatat sebesar 159,7 miliar dollar AS atau 49,3 persen dari total ULN.

Lalu, bagaimana komentar BI soal naiknya ULN swasta?

"Utang (luar negeri) swasta sudah lebih besar dari pemerintah, tapi mayoritas utang itu jangka panjang dan yang lebih besar adalah non bank," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Agus mengungkapkan, secara umum ULN swasta non-bank cenderung terkendali. Namun, bank sentral meminta untuk tetap menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga ULN tetap terjaga dengan baik.

"Berutang itu tidak apa-apa, asalkan digunakan untuk kegiatan yang produktif. Selama ini yang kami jaga adalah bahwa penggunaannya untuk yang produktif dan didukung oleh hedging (lindung nilai) sehingga tidak membuat risiko foreign exchange," jelas Agus.

Dalam pernyataannya, BI menyatakan ULN swasta pada akhir Juli 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.

Pangsa ULN dari empat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,7 persen.

"Sementara itu, ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan masih mencatat pertumbuhan negatif," tulis BI.

BI memandang perkembangan ULN pada Juli 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," ungkap BI.

(Baca: Juli 2016, Utang Luar Negeri RI Naik 6,4 Persen)

Kompas TV Utang Luar Negeri RI Lebihi Rp 4.000 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com