Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU Beberkan Dua Sumber Masalah Bisnis Gula

Kompas.com - 20/09/2016, 23:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Syarkawi Rauf) menengarai ada dua sumber masalah di bisnis gula.

Pertama adalah efisiensi di pabrik gula. Kedua adalah kebijakan impor.

Syarkawi mengatakan, banyak pabrik gula milik negara yang masih tidak efisien. Buktinya, biaya pokok produksi per kilogram gula bisa mencapai Rp 8.500 hingga Rp 9.000.

Padahal, kata Syarkawi, sebagian pabrik gula milik swasta dalam negeri sudah bisa lebih efisien. Biaya pokok produksi gula per kilogram bisa hanya Rp 4.000.

"Swasta ini luar biasa efisien. Persoalannya di pabrik gula pemerintah. Sehingga tidak kompetitif jika dibandingkan dengan harga gula internasional yang sekitar Rp 6.500," kata Syarkawi dalam Rakornas Kadin Indonesia Bidang Perindustrian dan Bidang Perdagangan, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Menurut Syarkawi, salah satu penyebab inefisiensi pabrik gula milik pemerintah yaitu usianya yang sudah uzur.

Sementara itu, sumber kedua masalah gula adalah kebijakan impor yang ditetapkan pemerintah.

"Kenapa sih pemerintah selalu membatasi bisnis komoditas pangan di hulu? Padahal kita sudah tahu, kita tidak mungkin memenuhi permintaan domestik," kata dia.

Ditambah lagi dengan disparitas harga gula produksi dalam negeri dan impor yang tinggi, sambung Syarkawi, hal ini membuka celah praktik suap-menyuap.

"Kenapa? Karena margin besar, sehingga untuk mendapatkan kuota impor, segala macam cara dilakukan. Menurut saya, kenapa tidak dibebaskan saja di hulunya?" imbuh Syarkawi.

Apabila pemerintah beralasan harus melindungi petani, menurut Syarkawi, bukan dengan membatasi impor, melainkan menggunakan sistem perlindungan langsung.

"Untuk itu, petani harus dibantu untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensinya," kata Syarkawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com