Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Tax Amnesty," OJK Pantau Bank-bank Afiliasi Singapura

Kompas.com - 21/09/2016, 18:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan terus melakukan monitoring atau pemantauan terhadap bank-bank afiliasi Singapura di Indonesia.

Hal ini menyusul pemanggilan yang dilakukan OJK terhadap Bank DBS Indonesia, Bank UOB, dan Bank OCBC NISP.

Dalam pemanggilan itu, OJK meminta dengan tegas agar perbankan afiliasi Singapura itu mendukung penuh program pengampunan pajak dan bersikap kooperatif.

Dengan demikian, warga negara Indonesia (WNI) dapat melakukan amnesti pajak dapat dengan mudah dan aman dalam merepatriasi dananya.

"Kalau dari aspek ini kami terus melakukan monitoring," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Irwan Lubis di kantornya di Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Selain itu, OJK juga meminta agar perbankan afiliasi Singapura tersebut terus melaporkan update pengampunan pajak.

Regulator, kata Irwan, meminta agar perbankan tersebut melaporkan apapun yang terjadi terkait antara mereka dengan nasabah WNI yang akan melakukan repatriasi, terutama hal-hal yang menyangkut kesulitan untuk melakukan repatriasi.

Menurut Irwan, berdasarkan pengalaman OJK dalam melakukan supervisi terhadap perbankan asing, biasanya mereka lebih patuh terhadap aturan dan ketentuan.

Ia pun menyatakan terlalu riskan bila perbankan afiliasi Singapura itu melakukan tindakan kontraproduktif.

"Terlalu riskan kalau mereka mengambil tindakan yang kontraproduktif, baik yang dilakukan oleh foreign bank atau kantor cabang di Indonesia, karena ada 35 miliar dollar AS bisnis mereka di Indonesia," jelas Irwan.

Terkait potensi nasabah WNI yang ada pada perbankan afiliasi Singapura tersebut, Irwan mengaku OJK tidak memiliki data secara pasti.

Namun demikian, ia menyatakan secara rata-rata di satu bank menyatakan sekira 5 persen nasabah mereka adalah WNI.

"Artinya itu by number of account (berdasarkan jumlah rekening). Akan tetapi, kalau nominal bisa saja 5 persen tapi jumlahnya besar," ungkap Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com