Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI : Pertumbuhan Kredit Perbankan Masih Lemah

Kompas.com - 22/09/2016, 19:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengakui pertumbuhan kredit perbankan masih lemah lantaran pengaruh perlambatan ekonomi global.

Menurut bank sentral, hingga Juli 2016, pertumbuhan kredit perbankan masih mencapai 7,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Capaian pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit pada bulan Juni 2016 yang mencapai 8,9 persen secara year on year.

"Kredit belum optimal. kami melihat kondisi ekonomi global masih belum mengalami perbaikan," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Menurut Agus, perlambatan ekonomi global berpengaruh besar terhadap permintaan kredit, terutama dari valuta asing.

Namun demikian, kata dia, permintaan kredit dalam mata uang rupiah masih dalam kondisi yang cukup baik.

"Permintaan kredit dalam rupiah cukup, tapi outstanding pinjaman dalam valuta asing turun tajam. Karena pinjaman valas turun, pertumbuhan kredit gabungan kelihatan terbatas," ungkap Agus.

Ia memaparkan, kebijakan moneter yang digulirkan BI sebenarnya telah berpengaruh terhadap penurunan suku bunga.

Agus menyatakan, suku bunga deposito telah turun 100 basis poin namun suku bunga kredit masih terbatas, yakni 52 basis poin.

Meskipun terjadi penurunan suku bunga kredit, namun permintaan kredit belum meningkat. Pasalnya, perbankan juga berhati-hati terhadap rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

"Perbankan lebih hati-hati karena NPL sedikit meningkat. NPL sedikit meningkat dari 2,9 persen menjadi 3,2 persen," jelas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com