Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Jokowi dan Konglomerat yang Turun Gunung

Kompas.com - 02/10/2016, 07:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Periode pertama program pengampunan pajak atau tax amnesty sudah berakhir. Soal capaian, Presiden Joko Widodo tersenyum pada Jumat malam (30/09/2016).

Sebelum tutup periode pertama tax amnesty, Presiden mengumumkan harta yang dilaporkan kepada negara dalam rangka tax amnesty sudah menembus Rp 3.500 triliun.

Presiden bahkan memastikan angka itu akan terus menanjak hingga penutupan pemberlakuan program tax amnesty pada 31 Maret 2017 mendatang.

"Terima kasih kepada seluruh wajib pajak, dunia usaha, masyarakat, yang telah berpatisipasi dalam program tax amnesty," ujar Presiden di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat malam.

"Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh petugas pajak, aparat pajak yang dalam tiga bulan terakhir bekerja betul-betul dan sebulan terakhir ini kerja sampai tengah malam," ucap Jokowi.

Sepekan sebelum senyum Presiden merekah di kantor pajak, pemerintah mengundang orang-orang superkaya Indonesia untuk makan malam di Istana Negara. Undangan makan malam itu tentu bukan tanpa maksud.

Presiden meminta para konglomerat itu untuk ikut program tax amnesty yang banyak menuai pro dan kontra.

Namun, permintaan itu tidak langsung diiyakan oleh para pengusaha. Pemilik Sriwijaya Air Chandra Lie  mengungkapkan, para pengusaha meminta pemerintah untuk memperpanjang tarif tebusan 2 persen tax amnesty hingga akhir 2016.

Sayangnya, permintaan pengusaha juga tidak bisa dikabulkan pemerintah. Sebab, ketentuan tarif 2 persen sudah tertera sangat detail dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak dan hanya berlaku sampai 30 September 2016.

Dari salah satu foto yang dirilis oleh Kantor Sekretariat Kepresidenan, tampak Menteri Keuangan Sri Mulyani dikelilingi oleh para pengusaha besar di Indonesia di sela-sela makan malam itu.

(Baca: Ketika Sri Mulyani "Dikepung" Para Konglomerat)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu rupanya melancarkan "rayuannya" untuk membujuk para konglomerat untuk ikut program tax amnesty.

Akhirnya, pemerintah dan pengusaha mencapai titik temu. Tarif tebusan 2 persen tidak diperpanjang, tetapi pemerintah memberikan izin para pengasuha melengkapi berkas administrasi hingga akhir tahun sepanjang membayar tarif tebusan sebelum periode pertama berakhir.

Pasca-makan malam itu, para konglomerat langsung turun gunung. Sejumlah konglomerat datang ke kantor pajak melaporkan hartanya dalam rangka tax amnesty secara terbuka kepada publik.

Para konglomerat itu ialah bos Sriwijaya Air Chandra Lie, bos Bakrie, Aburizal Bakrie, bos Indofood Anthoni Salim dan Franky Welirang, bos Sinarmas Franky Widjaja, dan bos Alfamart Djoko Susanto.

Saat memberikan pernyataan kepada wartawan, hampir semua konglomerat itu mengungkapkan bahwa keputusannya ikut tax amnesty sebagai tindak lanjut dari acara makan malam di Istana Negara.

Sebelumnya, para konglomerat lainnya sudah mengikuti program tax amnesty sebelum pertemuan di Istana Negara, di antaranya bos Gemala Grup Sofyan Wanandi, bos Lippo Grup James Riyadi, bos Mahaka Grup Erick Thohir, dan bos Adaro Energy Garibaldi Thohir.

Sri Mulyani sendiri mengapresiasi turun gunungnya para konglomerat tersebut. "Kalau masalah pajak turun gunung semuanya. Karena kalau enggak turun, saya yang datangi gunungnya," kata perempuan yang kerap disapa Ani itu sambil tersenyum.

Kompas TV Total Aset Tax Amnesty Capai Rp 4.000 T

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com