Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubai Berambisi Menjadi Bandara Tersibuk di Dunia

Kompas.com - 04/10/2016, 12:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

DUBAI, KOMPAS.com - Bandara Internasional Dubai berharap mampu menyandang status sebagai bandara tersibuk di dunia dalam dekade ini, didorong oleh ekspansi maskapai penerbangan Emirates secara besar-besaran.

Dengan begitu, Dubai bakal menggeser posisi bandara Beijing, China dan Atlanta, Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/10/2016), bandara Dubai sudah menggeser posisi bandara Heathrow di London, Inggris.

CEO Dubai Airports Paul Griffiths menjelaskan, lalu lintas penumpang di Dubai sudah melonjak menjadi 83 juta tahun ini dari 78 juta tahun lalu dan diekspektasikan mencapai 90 juta pada tahun 2017 mendatang.

"Tingkat pertumbuhan yang kami alami lebih dari dua kali lipat dibandingkan yang dialami Beijing dan Atlanta. Barangkali dalam dekade ini, kami akan melampaui total lalu lintas penumpang bandara-bandara itu dan secara absolut menempati posisi pertama," jelas Griffiths.

Dubai saat ini sudah menjadi bandara tersibuk di dunia dalam hal lalu lintas penerbangan internasional dengan tambahan penumpang mencapai 7,5 juta tahun lalu.

Sementara itu, bandara Hartfield-Jackson di Atlanta yang masih menyandang predikat bandara tersibuk di dunia hanya ketambahan 5,3 juta penumpang dan total penumpang mencapai 101,5 juta penumpang.

Bandara Hartfield-Jackson merupakan hub utama maskapai Delta Air Lines Inc. Adapun bandara Beijing mengalami penambahan jumlah penumpang mencapai 3,8 juta orang dan total mencapai 89,9 juta penumpang.

Pada bulan Agustus 2015, bandara Dubai terpaksa ditutup selama lebih dari lima jam lantaran insiden pesawat Emirates yang mengalami crash-landing. Namun, pihak bandara Dubai menyatakan insiden tersebut tidak mempengaruhi target lalu lintas tahunan yang telah dipasang.

Regulator penerbangan sipil di Dubai menyatakan terus melakukan investogasi terhadap insiden tersebut dan telah merilis laporan interim. Akan tetapi, Griffiths mengaku dirinya tidak bisa berspekulasi terhadap hasil investigasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com