Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said: Menteri ESDM Baru Harus Berkompeten

Kompas.com - 04/10/2016, 18:10 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, calon Menteri ESDM harus kompetensi yang tinggi. Ini diharuskan agar dapat menyelesaikan semua persoalan di sektor ESDM.

"Menteri kan pada level kebijakan (policy), jadi pasti calonnya orang-orang kompeten," ujar Sudirman Said saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Sudirman Said menuturkan, selain berkompeten calon Menteri ESDM juga harus mempunyai sifat integritas dan kejujuran.

"Kejujuran dan kelurusan sangat penting bagi sektor ini (ESDM), karena tadi sektor ini merupakan hulu dari seluruh kegiatan ekonomi," ucap Mantan Dirut PT Pindad (Persero) ini.

Sudirman berharap kepada pemerintah untuk segera mengakhiri ketidakpastian terkait dengan Menteri ESDM yang baru.

Dirinya meminta pemerintah segera menetapkan Menteri ESDM yang pasti atau definitif. "Saya sangat mengharapkan segera diakhiri ketidakpastian, hal-hal yang tidak pasti segera diputuskan," tandas dia.

Sekadar Informasi, saat ini jabatan Menteri ESDM masih dijabat sementara oleh Luhut Binsar Panjaitan.

Jabatan itu dipegang Luhut setelah Menteri ESDM sebelumnya, Archandra Tahar, diberhentikan secara hormat oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus lalu terkait isu dwikewarganegaraan. 

(Baca: Ini Lima Nama Pilihan Publik untuk Menteri ESDM)

 

Kompas TV Status WNI untuk Mantan Menteri Arcandra Tahar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com