Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per November, Jokowi Minta Menteri-menteri Wujudkan Harga Gas 6 Dollar AS Per MMBTU

Kompas.com - 04/10/2016, 19:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan sejumlah menteri mematok harga gas untuk industri di Indonesia di bawah 6 dollar AS per MMBTU (Million British Thermal Units). Harga baru ditargetkan berlaku bulan depan atau di November.

"Pak Presiden menugaskan Menko Perekonomian, Menko Maritim, Menperin dan Menkeu supaya finalisasi harga gas ini bisa diselesaikan," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai rapat terbatas (ratas) membahas harga gas di Kantor Presiden, Selasa (4/10/2016).

Presiden juga menginstruksikan para menteri itu untuk menetapkan harga yang sama antara gas yang digunakan untuk industri dengan gas yang dikirim ke luar negeri (ekspor).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan, pihaknya akan mengkaji harga gas yang ada saat ini demi penurunan harga itu.

"Kami akan lihat struktur cost-nya di hulu, menengah dan hilir. Apa yang bisa diefisiensikan," ujar dia.

Selain itu, penurunan juga mungkin dilakukan. Pihaknya akan memutus mata rantai distribusi gas yang sebelumnya terdiri dari beberapa rantai pedagang, menjadi satu pedagang saja.

"Ada yang empat trader di satu titik, titik lain ada trader juga, makanya harga jadi berlapis- lapis. Melalui Peraturan Menteri, nanti itu akan dihilangkan," ujar Wiratmaja.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, Presiden Jokowi memberikan waktu satu bulan ke depan kepada sejumlah menteri untuk menetapkan harga gas sektor industri.

Airlangga yakin, jika harga gas murah, produk industri dalam negeri akan lebih memiliki daya saing dengan produk luar negeri.

"Dengan demikian, target capaian harga keekonomian gas sebagai pendorong ekonomi nasional bisa dicapai," ujar Airlangga. (Baca: Jokowi "Ngotot" Harga Gas untuk Industri Maksimal 6 Dollar AS Per MMBTU)

Kompas TV Apa Dampak Holding BUMN Energi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com