Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Bank Dunia, Ini Risiko Perekonomian Indonesia

Kompas.com - 05/10/2016, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia tidak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2016 dan 2017 mendatang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,1 persen pada 2016 dan 5,3 persen di 2017.

Senior Economist Bank Dunia Hans Anand Beck menjelaskan, ada beberapa risiko yang dihadapi perekonomian Indonesia, baik secara negatif maupun positif. Salah satu risiko negatif yang disoroti Beck adalah pengaruh pelemahan kondisi perekonomian global.

"Ada risiko penurunan yang berpengaruh terhadap proyeksi. Salah satunya yang terkait berlanjutnya pelemahan ekonomi dan perdagangan global," jelas Beck dalam diskusi di kantor Bank Dunia, Rabu (5/10/2016).

Risiko lainnya menurut Beck adalah adanya ketidakpastian terkait kapan bank sentral AS Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate dan magnitudonya.

Beck menjelaskan, The Fed kemungkinan akan tetap menaikkan suku bunga acuan, namun tetap mempertimbangkan kondisi ekonomi AS dan dampaknya secara global.

"(Suku bunga acuan AS) akan naik, tapi saya rasa mereka tidak mau membuat panik pasar keuangan global," ujar Beck.

Selain itu, Beck juga menyoroti risiko harga komoditas. Menurut dia, harga komoditas dunia akan naik secara perlahan, namun tidak akan secara dramatis hingga menyentuh level sebelum 2014.

Adapun risiko positif yang dapat meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut Beck adalah dampak kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty.

Beck menjelaskan, Bank Dunia akan memantau dampak kebijakan tersebut.

"Tax amnesty adalah risiko positif yang kemungkinan akan menaikkan (prospek pertumbuhan ekonomi). Kami memantau peningkatan penerimaan pajak sejak periode pertama pengampunan pajak," ungkap Beck.

Kompas TV Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menurun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com