Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai Menyesal... Mumpung Muda, Belilah Rumah!

Kompas.com - 06/10/2016, 13:07 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
– Rommy kini hanya bisa gigit jari. Perusahaan tempat dia bekerja selama 10 tahun bangkrut. Pada usia 40 tahun, Rommy jadi menganggur, sementara masih ada cicilan rumah yang harus dibayar setiap bulan.

Lelaki asal Semarang itu pun tinggal meratapi nasib sekaligus menyesal kenapa tak sejak muda membeli rumah. Padahal, 15 tahun lalu harga rumah tipe 36 di Depok—tempat tinggalnya sekarang—tak sampai Rp 100 juta.

Bandingkan, rumah yang sama sekarang berharga lebih dari Rp 500 juta.

Kisah Rommy ini bisa juga terjadi pada siapa saja. Terlebih lagi, memiliki rumah kerap tak menjadi prioritas bagi anak muda Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), seperti dikutip Kompas.com pada Kamis(21/7/2016) menyebutkan, hanya 4,5 juta dari 20,9 juta penduduk Indonesia usia 24-29 tahun yang sudah punya rumah sendiri.

Nah, sebelum menyesal seperti Rommy, ada baiknya anak-anak muda mulai menyusun rencana memiliki rumah. Kalau ada niat, jalan juga akan terbuka. Sejumlah tips pun bisa dipakai untuk mewujudkan impian punya rumah sejak muda.

Mulai dari 20 persen penghasilan

Langkah pertama yang bisa dilakukan setiap orang untuk memiliki rumah adalah menabung. Mulai saja menyisihkan 20-30 persen penghasilan, sekalipun baru mulai bekerja dengan penghasilan belum besar.

Kalau uang tabungan sudah terkumpul sampai jumlah tertentu, biasakan untuk mengalihkan sebagian di antaranya ke bentuk investasi. Emas, misalnya.

Thinkstock Ilutrasi emas batangan

Kenapa emas? Dibanding hanya menyimpan uang di bank yang nilainya bisa tergerus inflasi, emas merupakan investasi yang nilainya terjaga.

Pilihan lain investasi adalah reksa dana. Produk ini cukup digemari masyarakat karena tak butuh dana besar untuk menjalankannya.

Cukup dengan Rp 50.000 atau Rp 100.000 per bulan, investasi reksa dana sudah dapat dilakukan. Pemilik uang juga tak harus mengelola sendiri penempatan dana untuk mengoptimalkan investasi.

Dalam sistem reksa dana, ada manajer investasi yang akan menempatkan dana tersebut ke beragam instrumen keuangan, termasuk surat berharga.

Saat ini di pasar keuangan Indonesia tersedia produk reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran.

Selain emas dan reksa dana, bertebaran pula instrumen lain investasi untuk dimanfaatkan. Pastikan dana yang ada memang tepat untuk pilihan instrumen itu. Kuncinya ada pada pemahaman atas produk yang hendak dipilih.

Bila nilai atau hasil investasi sudah mencukupi untuk membayar uang muka rumah, segera tarik dana tersebut dan segera wujudkan rencana memiliki tempat tinggal. Investasi yang baru bisa dimulai lagi untuk tujuan atau kebutuhan lain pada masa mendatang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com