Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Pantau Pasar Rakyat Program Revitalisasi

Kompas.com - 08/10/2016, 09:10 WIB
Aprillia Ika

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com  – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai pasar rakyat merupakan salah satu indikator nasional dalam pergerakan tingkat kestabilan harga atau inflasi.

“Pasar rakyat merupakan ujung tombak pemasaran hasil produksi petani, nelayan, peternak, dan produk UKM sekaligus tempat penyediaan kebutuhan pokok masyarakat,” tegas Mendag melalui keterangannya. 

Hal ini disampaikan Mendag Enggar pada kunjungan kerja ke sejumlah pasar rakyat di dua
kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kebumen dan Purworejo, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2016).

Kunjungan ke Pasar Giwangretno di Kabupaten Kebumen dan Pasar Krendetan di Kabupaten
Purworejo ini, untuk memantau amanat program nawacita, yaitu revitalisasi pasar.

Untuk itu, Mendag berkomitmen terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
upaya revitalisasi pasar rakyat.

“Dengan revitalisasi pasar rakyat, pasar rakyat akan berada dalam kondisi baik. Kondisi pasar yang baik ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menjual hasil produksi yang baik juga,” jelas Mendag.

Pasar Giwangretno merupakan pasar rakyat yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kebumen yang
mendapatkan bantuan dana revitalisasi Pasar Rakyat melalui Tugas Perbantuan dari Kemendag
pada 2015 senilai Rp 10 miliar.

Pasar yang memiliki luas lahan sebesar 3.768 m2 ini ditempati 392 pedagang dengan omzet Rp 3 miliar per bulan. Pasar Giwangretno ini merupakan pasar yang beroperasi pada Selasa dan Jumat. Namun
demikian, di hari-hari lainnya masih terlihat aktivitas penjualan dan pembelian oleh beberapa
pedagang.

Komoditas yang diperdagangkan antara lain bahan pokok, sayur mayur, buah-buahan, lauk pauk,
kelontong, dan produk sandang. Pada 2016, Pasar Giwangretno memperoleh bantuan sarana
usaha dagang berupa meja boks sebanyak 262 unit dan meja serbaguna sebanyak 30 unit.

Bantuan lainnya yang akan diberikan secara bertahap yaitu meja berjualan dan gantungan sebanyak 48
unit. Selain itu, juga akan dilakukan operasi pasar (OP) gula eks Primkopol sebanyak 4.190 kg bagi 29
pedagang dengan harga beli Rp 11.500 per kg.

OP yang sama juga akan digelar di Pasar Tumenggungan sebanyak 3.490 kg bagi 30 pedagang.
Sementara itu, Pasar Krendetan merupakan pasar rakyat yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Purworejo.

Pasar ini mendapatkan bantuan dana revitalisasi Pasar Rakyat melalui Tugas Perbantuan dari Kemendag pada 2015 senilai Rp 6 miliar. Pasar yang memiliki luas bangunan sebesar 5.019 m2 ini ditempati 285 pedagang dengan omzet Rp 1 miliar per bulan.

Komoditas yang diperdagangkan antara lain bahan pokok, sayur mayur, buah-buahan, lauk pauk, kelontong, dan produk sandang. Pasar Krendetan Purworejo merupakan pasar yang beroperasi di hari Rabu dan Sabtu.

Di pasar ini, Kemendag akan memberikan bantuan secara bertahap fasilitas yang diperlukan bagi para
pedagang, yaitu meja boks 236 unit, meja serbaguna 25 unit, dan meja rombong lima unit.

Sedangkan untuk OP gula di Purworejo dialokasikan 15 ton yang disebar di dua pasar, yaitu Pasar
Suronegaran dan Krendetan dengan harga beli Rp 11.500 per kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com