Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMD Banten Bakal Bangun Kawasan Industri Bersama Investor Australia

Kompas.com - 10/10/2016, 12:26 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Banten, PT Banten Global Development (BGD) berencana akan membangun kawasan industri dan pelabuhan terpadu bersama investor Australia.

Mereka juga akan membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas 3 x 450 megawatt (MW). Nilai investasinya diperkirakan mencapai 1,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,9 triliun.

Kawasan industri yang dikembangkan mencakup manufaktur berbasis sumber daya alam, industri makanan-minuman dan teknologi, hingga pergudangan dan logistik.

Direktur Utama BGD Sudibyo mengatakan, kawasan industri tersebut akan dibangun di area seluas lebih dari 770 hektare di ujung Sungai Cisadane, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.

"Untuk studi kelayakan nanti kami perlu konsultasi dengan konsultan yang ditunjuk asosiasi perusahaan. PWC sudah secara informal menghubungi kami, dan nanti akan ada pertemuan resmi yang membahas tentang apa yang kami perlukan," kata Sudibyo usai penandatanganan nota kesepahaman, di Jakarta, Senin (10/10/2016).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, masuknya investasi di Banten sangat penting untuk mendorong pengembangan kawasan industri khususnya di daerah Tangerang.

Sementara itu Deputi Bidang Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Livia berharap, kesepakatan antara BGD dengan investor Australia yang dinaungi Australia Indonesia Business Council (AIBC) tidak hanya sampai nota kesepahaman. "Yang penting adalah realisasinya," kata Azhar.

Selama lima tahun sejak 2010, realisasi investasi dari Australia mencapai 2,1 miliar dollar AS, dan menyumbangkan 1,4 persen dari total investasi asing. Pencapaian ini menempatkan Australia sebagai negara ke-12 teratas investor terbesar Indonesia.

"Porsi terbesar dari realisasi investasi tersebut berasal dari 42 persen sektor pertambangan, diikuti oleh kimia dan farmasi sebesar 39 persen dan kelistrikan, gas dan air sebesar lima persen," kata Azhar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com