Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak April 2016, Tiap Bulan 9.000 Ton Buah Sawit di Keerom Membusuk Sia-sia

Kompas.com - 11/10/2016, 13:30 WIB
Fabio Maria Lopes Costa

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sebanyak 9.000 ton tandan buah segar dari ribuan hektar perkebunan sawit di Kabupaten Keerom, Papua, membusuk karena tak dapat diolah setiap bulan.

Penyebabnya adalah tak beroperasinya Pabrik Kebun Sawit milik PT Perkebunan Nusantara II karena kerusakan mesin boiler atau ketel uap sejak April 2016.

Hal ini diungkapkan Manajer PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II Unit Keerom Hilarius Manurung saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (11/10/2016).

Hilarius mengatakan, 9.000 ton tandan buah segar (TBS) ini berasal dari perkebunan sawit milik PTPN II, Perkebunan Inti Rakyat yang dikelola sekitar 3.000 petani, dan perkebunan sawit milik sejumlah perusahan.

“Total seluas 8.580 hektar perkebunan sawit yang memasok 9.000 ton TBS ke PTPN II. Namun, aktivitas ini terhenti sejak pabrik tak beroperasi sejak enam bulan lalu. Padahal, sekitar 24.000 jiwa yang menggantungkan hidupnya dari perkebunan sawit,” kata Hilarius.

Ia menyatakan, Direksi PTPN II di bawah kepemimpinan Teten Djaka Triana akan bekerja sama dengan salah satu perusahaan asal Jakarta untuk memperbaiki kembali mesin boiler yang rusak. Perusahaan itu juga memilkiki perkebunan sawit di Keerom.

“Direksi berkomitmen agar Pabrik Kebun Sawit dapat beroperasi kembali pada Desember mendatang. Perusahaan itu akan memberikan bantuan modal dan teknisi untuk memperbaiki alat itu. Syaratnya kami harus mengolah 6.000 ton TBS dari perusahaan itu setiap bulannya,” tutur Hilarius.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua John Nahumury, ketika dihubungi, mengatakan, pihaknya akan menyurati Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk membantu PTPN II untuk memperbaiki kembali mesin boiler.

Kompas TV Pemerintah Hentikan Pembukaan Lahan Sawit Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com