LONDON, KOMPAS.com - Dalam laporannya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkatkan produksi minyak mentahnya menjadi hampir 33,4 juta barrel per hari pada bulan September 2016.
Angka itu adalah rekor produksi teranyar dan 1,3 juta barrel di atas rerata produksi harian di tahun 2015.
Peningkatan itu didorong oleh Irak, Nigeria, dan Libya, yang ketiganya sempat mengalami gangguan produksi akibat konflik maupun terorisme.
Produksi minyak Irak naik 100.000 barrel dibandingkan bulan Agustus 2016 menjadi 4,5 juta barrel per hari. Nigeria dan Libya juga menambah setidaknya 100.000 barrel per hari dalam produksinya.
Data tersebut menunjukkan bagaimana kesulitan yang akan dihadapi OPEC untuk memutuskan pemangkasan produksi.
Banjirnya pasokan minyak global menyebabkan harga minyak anjlok dalam dua tahun terakhir. Ini juga dipicu penolakan produsen-produsen minyak terbesar di dunia enggan memangkas produksi guna mempertahankan pangsa pasar mereka.
Rendahnya harga minyak menyebabkan penderitaan bagi negara-negara produsen minyak. Negara-negara tersebut pun mau tidak mau harus memangkas anggaran.
Pada Senin (10/10/2016) lalu, Arab Saudi menyatakan upaya persetujuan terkait rincian pemangkasan produksi sesuai dengan rencana.
Tujuannya adalah untuk memangkas produksi menjadi antara 32,5 juta hingga 33 juta barrel per hari. Arab Saudi yang merupakan produsen terbesar di antara negara-negara OPEC, memangkas produksinya sebezar 87.500 barrel per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.