Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memutuskan Kembali ke Perusahaan Lama

Kompas.com - 15/10/2016, 18:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam perjalanan kariernya, kebanyakan orang tak berhenti hanya pada satu perusahaan saja. Mereka bisa saja berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Anda mungkin salah satu di antara mereka.

Tapi, bagaimana jika Anda dihadapkan pada pilihan atau keinginan untuk kembali bekerja di perusahaan lama? Padahal, sebelumnya Anda sendiri yang mengajukan permohonan resign dari perusahaan tersebut.

Jika kondisi tersebut sedang Anda alami, pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada keraguan mungkin muncul di benak Anda. Perlukah saya merasa malu atau gengsi? Memangnya perusahaan masih bersedia menerima saya?

Tak perlu bingung. Faktanya, dalam dunia kerja hal demikian bisa saja terjadi. Anda merasa telah salah pilih tempat kerja, dan yakin bahwa perusahaan lama lebih baik untuk Anda. Jika perusahaan melihat Anda sebagai salah satu aset paling berharga, maka besar kemungkinan mereka akan dengan senang hati membuka pintunya kembali untuk Anda.

Nah, justru yang menjadi persoalan utama adalah, apakah keinginan untuk kembali ini merupakan keputusan yang tepat? Sebab tentu saja harus ada alasan-alasan kuat yang mendasarinya.

Karenanya, ada beberapa hal yang wajib Anda pertimbangkan sebelum mengajukan lamaran ke perusahaan lama. Berikut di antaranya:

1. Apa alasan Anda mengundurkan diri?

Pertama-tama, coba ingat-ingat kembali alasan apa yang dulu mendorong Anda untuk keluar. Apakah karena mendapat tawaran yang lebih baik di tempat lain, karena kurang ada tantangan di perusahaan lama, atau karena mengalami perselisihan dengan rekan kerja atau atasan

2. Kenapa Anda ingin kembali?

Jika dulu Anda mengatakan kurang merasa tertantang, lalu mengapa sekarang Anda ingin kembali? Hal ini pasti menjadi tanda tanya bagi perusahaan. Di sini Anda bisa mengaku sadar bahwa Anda bisa lebih berkembang di perusahaan lama. Sementara jika pengalaman resign Anda kurang mengenakkan, pastikan ada alasan lain yang mampu mengalahkan ego Anda dan tak akan menimbulkan konflik di kemudian hari.

3. Apa yang akan Anda lakukan setelah kembali?

Sudah pernah Anda tinggalkan, perusahaan tentu membutuhkan alasan kuat mengapa mereka harus menerima Anda kembali. Karena itu, Anda harus dapat meyakinkan mereka. Cobalah untuk mencari tahu kedudukan perusahaan dalam persaingan pasar saat ini, kemudian pikirkan inovasi-inovasi yang akan Anda lakukan jika diberi kesempatan untuk bergabung kembali.

4. Seperti apa kondisi perusahaan saat ini?

Selama Anda meninggalkan perusahaan, bisa jadi sudah banyak perubahan yang terjadi di sana—baik maupun buruk. Oleh karena itu, jangan dulu buat keputusan sebelum Anda yakin bahwa apa yang Anda harapkan dari perusahaan lama bisa diperoleh saat kembali bekerja di sana.

Perlu dipahami bahwa memutuskan untuk kembali ke perusahaan lama bukanlah hal kecil. Anda harus bersedia menelan rasa malu dan gengsi, baik di hadapan perusahaan lama maupun tempat kerja Anda saat ini, serta siap menerima segala konsekuensi yang ada.

Misalnya, menghadapi berbagai pertanyaan dari orang-orang di sekitar Anda. Untuk itu, pikirkanlah berulang kali agar tak ada penyesalan di kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com