Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Bhumibol Adulyadej Mangkat, Pasar Obligasi Thailand Anjlok

Kompas.com - 17/10/2016, 16:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com – Pasar keuangan dunia mencatatkan rekor aksi jual sebesar 1 miliar dollar AS dari pasar obligasi Thailand pekan lalu setelah Raja Bhumibol Adulyadej mangkat.

Ini menandakan hilangnya figur pengaruh stabilitas lanskap politik di Thailand. Nilai tukar baht melemah dalam lima hari berturut-turut pekan lalu hingga mencatat pelemahan terdalam selama tahun 2016 setelah raja yang telah memimpin Thailand selama 70 tahun tersebut mangkat pada usia 88 tahun.

Menurut data yang dihimpun Bloomberg seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (17/10/2016), aksi jual obligasi Thailand menghapus arus modal yang masuk dalam setahun ini yang tercatat sebesar 10,7 miliar dollar AS.

“Aksi jual ini berlebihan. Jelas ini merupakan periode penting bagi warga Thailand,” ujar Tim Condon, kepala riset Asia di ING Groep di Singapura.

Mata uang baht melemah 0,1 persen menjadi 35,375 per dollar AS pada pukul 10.00, Senin. Pelemahan ini terjadi setelah penguatan selama dua hari sejalan dengan melemahnya nilai tukar mata uang Asia terhadap dollar AS.

Secara kalender atau year to date, nilai tukar baht sudah melemah 2 persen per Oktober 2016.

Juru bicara pemerintah Thailand Sansern Kaewkamnerd mengungkapkan, kabinet Thailand akan menggelar pertemuan pada Selasa (18/10/2016) membahas upaya perkembangan nasional terkini pasca mangkatnya Raja Bhumibol Adulyadej.

Puluhan ribu warga Thailand membanjiri jalan-jalan di ibukota Bangkok pada akhir pekan lalu untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang raja, ketika jenazah Raja Bhumibol dipindahkan dari rumah sakit ke istana.

Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha meminta publik tetap tenang dan menyatakan penundaan pengangkatan putra Raja Bhumibol, Pangeran Maha Vajiralongkorn ke tahta tidak akan membatalkan rencana pemilu yang dijadwalkan akhir tahun 2017 mendatang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com