JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo merupakan sosok orang yang sangat gemar memperhatikan persoalan logistik di Indonesia secara detail.
Menurut Darmin, sifat detail itu muncul lantaran Presiden merupakan mantan pengusaha mebel yang sangat mencermati hal-hal detail.
"Bukan saja persoalan dwelling time yang sering dibicarakan sambil marah-marah," ujar Darmin dalam acara Indonesia Transport Supply Chain dan Logistik 2016, Jakarta, Rabu (19/10/2016).
"Bahkan beliau (Presiden) bisa bercerita mengenai bagaimana packing dari mebel yang dirancang dengan bagus sehingga tidak satu senti pun space terbuang, barangnya masuk pas, disusun di truk pas sehingga efisien," lanjut Darmin.
Selama ini masalah logistik kerap menjadi topik utama pembicaraan di Indonesia, tetapi kata Darmin, persoalan itu tidak pernah serius diselesaikan.
Padahal, ketidakefisienan logistik membuat biaya distribusi barang menjadi tinggi. Akibatnya, harga barang-barang juga ikut melonjak.
Disparitas harga yang terjadi antara Indonesia bagian barat dan timur menjadi contoh nyata dampak dari mahalnya biaya logistik nasional.
Lantaran hal itu, Presiden berkali-kali meminta jajaran pemerintahan untuk menciptakan sistem logistik yang efisien.
Salah satu program prioritas terkait logistik, yakni program tol laut dan pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB).
Hingga saat ini, Indonesia telah membangun 14 PLB yang melayani berbagai sektor, di antaranya minyak dan gas, pertambangan, maintenance, repair, dan overhaul (MRO), otomotif, hingga farmasi.
Dalam waktu dekat, pemerintah akan kembali membangun 25 PLB. Pembangunan itu akan bekerja sama dengan asosiasi industri dan para pelaku usaha logistik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.