Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kertas Diusulkan Mendapat Harga Gas Murah

Kompas.com - 19/10/2016, 16:50 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, industri pulp dan kertas dalam negeri tengah diusulkan masuk kedalam salah satu industri yang mendapatkan harga gas kompetitif.

“Kami telah mengusulkan agar industri pulp dan kertas masuk dalam kelompok bidang industri pengguna gas harga tertentu pada revisi Perpres Nomor 40 tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam Kongres Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) 2016 di Jakarta, Rabu (19/10/2016).

Pengusulan ini dilakukan karena melihat industri pulp dan kertas di dalam negeri memiliki potensi pertumbuhan yang cukup signifikan.

Menurut Airlangga, perkembangan industri pulp dan kertas di dalam negeri ke depan memiliki peluang yang sangat besar dengan ketersediaan bahan baku berasal dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat serta bahan baku non kayu seperti tandan kosong kelapa sawit, kenaf, dan abaca.

“Selain itu, iklim tropis di negara kita memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan di daerah sub tropis,” tuturnya.

Menurutnya, beberapa tahun terakhir pertumbuhan industri pulp dan kertas nasional mengalami pasang surut karena menghadapi persaingan global.

Pertumbuhan sektor ini mengalami penurunan sekitar 2,89 persen pada 2012 dan 0,53 persen pada 2013.

“Sedangkan di 2014, industri kertas mengalami pertumbuhan positf sebesar 3,58 persen," jelasnya.

Selain itu, pada 2015 kembali turun sekitar 0,11 persen. Namun, pada semester I tahun 2016, mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,94 persen.

“Sebagai salah satu industri prioritas yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional, kami terus mendorong industri pulp dan kertas nasional dapat tumbuh lebih baik lagi ke depannya,” ujar politikus dari partai Golkar.

Kedepan, lanjut Airlangga, diperlukan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, termasuk yang tergabung dalam APKI.

“Apalagi, industri pulp dan kertas memiliki peranan cukup penting dalam perekonomian nasional,” jelasnya.

Ketua APKI Misbahul Huda menjelaskan, kinerja sektor industri tersebut sepanjang 2011-2016 terus mengalami penyusutan, meskipun ada juga pembangunan pabrik pulp dan rayon yang sedang berlangsung.

"Sebagian besar pabrik yang tutup disebabkan semakin meningkatnya biaya produksi yang tinggi dan harga jual kertas yang cenderung stagnan serta adanya tekanan dari produk impor yang jumlahnya terus meningkat," ungkapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com