Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Pengolahan Hasil Pertanian di Pedesaan Perlu Dikembangkan

Kompas.com - 21/10/2016, 22:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar mengatakan, saat ini industri pengolahan hasil pertanian perlu dikembangkan di desa-desa.

Hal ini dilakukan untuk menjaga dan mengatur harga disaat komoditas pertanian mengalami musim panen atau bahkan kelebihan produksi.

Seperti halnya komoditas cabai yang akan mengalami penurunan harga ekstrim disaat musim panen tiba dan kelebihan produksi.

"Saat musim panen harus ada permintaan lebih supaya harga tidak anjlok, kalau musim panen kan harga cabai bisa Rp 9.000 per kilogram (kg), menangis petaninya kalau harganya anjlok. Jadi kalau ada permintaan yang lebih harganya tidak anjlok," ungkapnya kepada Kompas.com, Jumat (21/10/2016).

Menurutnya, mengatasi persoalan tersebut diperlukan pengembangan industri pengolahan hasil produksi pertanian.

"Agar meningkatkan permintaan saat musim panen, caranya harus dikembangkan industri-industri pengolahan," kata dia. Dengan adanya industri pengolahan secara tidak langsung juga akan meningkatkan geliat ekonomi masyarakat.

"Jadi ada produk-produk olahan seperti cabai kering, cabai bubuk, sampai cabai sambal botol dengan skala-skala kecil yang bisa dikerjakan di pedesaan jadi senantiasa ada permintaan saat panen raya untuk industri pengolahannya," jelasnya.

Menurut Hermanto, hal itu semua berujung pada keputusan pemerintah karena terkait persialan investasi.

"Itu semua akhirnya adalah investasi, pemerintah dan Kementerian Pertanian harusnya ada dan hadir untuk persoalan itu, ini dua-duanya perlu dikembangkan, jangan salah satu saja, saat ini jangankan dua-duanya satu saja belum," pungkasnya.

Kompas TV Wow.. Ada Robot yang Dapat Berkebun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com