Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Komunikasi Langsung Menjadi Kekuatan Pemerintahan Jokowi-JK

Kompas.com - 25/10/2016, 10:08 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunikasi langsung menjadi kekuatan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Selain itu, pemerintahan Jokowi-JK juga kerap mendengar langsung berbagai keluhan, masukan, dan kritikan para pemangku kepentingan lainnya.

"Mendengar dan berkomunikasi langsung dengan para pemangku kepentingan menjadi kekuatan pemerintahan Jokowi-JK," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Selasa (25/10/2016).

Rosan mengatakan, sejak dilantik sebagai Presiden ke rujuh Republik Indonesia, pada 20 Oktober 2014, berbagai gebrakan dilakukan pemerintahan Jokowi‎-JK, di antaranya, menerbitkan Paket Kebijakan Ekonomi I sampai XIII, program pengampunan pajak (tax amnesty), dan reformasi hukum.

"Capaian ini menjadi landasan untuk menyelenggarakan Rembuk Nasional 2016. Syukurlah, animo masyarakat sangat tinggi untuk mengikuti Rembuk Nasional," katanya.

Rosan mengungkapkan, Rembuk Nasional 2016‎ yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari akademisi, praktisi, analis, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, relawan Jokowi-JK, dan masyarakat secara keseluruhan, menyoroti secara mendalam pemerintahan Presiden Jokowi-JK, baik di bidang ekonomi, bisnis, keuangan, pembangunan infrastruktur, pendidikan vokasi, sosial, budaya, politik, hukum, dan keamanan.

Disebutkan, selama dua tahun, Jokowi-JK dinilai berhasil meletakkan fondasi kokoh pembangunan nasional dengan menjalankan pemerintahan yang mengacu pada Program Nawacita.

‎"Ada 63 rekomendasi yang akan disampaikan kepada Presiden Jokowi," ucap Rosan.

Disebutkan, ke-63 ‎rekomendasi itu berasal dari tujuh bidang. Pertama, bidang ekonomi, bisnis, dan keuangan. Kedua, politik, hukum, dan keamanan (Polhukam). Ketiga adalah kemaritiman.

Keempat, pendidikan vokasi dan sumber daya manusia (SDM). Kelima pariwisata dan industri kreatif. Keenam, infrastruktur, konektivitas, dan lingkungan hidup. Ketujuh adalah sosial, budaya, dan pencapaian daerah.

"Rembuk Nasional juga dihadiri Bapak Basuki Tjahaja Purnama ‎dan Bupati Banyuwangi Bapak Abdullah Azwar Anas dan Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai," kata Rosan.

Pada kesempatan itu, Basuki Tjahaja Purnama memaparkan program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, diantaranya cashless society, pembangunan rumah susun sederhana sewa, dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).

Sementara itu, di bidang ekonomi, bisnis, dan keuangan, peserta Rembuk Nasional 2016 menyampaikan 7 rekomendasi agar dapat mendorong percepatan reindustrialisasi di Indonesia.

Rekomendasi pertama adalah terkait penyederhanaan perizinan di sektor industri. Saat ini, birokrasi pengurusan izin masih berbelit-belit. Misalnya, pengurusan izin usaha perhotelan, dimana izin lift, genset dan domisi masih diurus sendiri-sendiri.

Kedua‎, perbaikan dan harmonisasi tarif. Ketiga, pembangunan infrastruktur. Keempat, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai kebutuhan sektor industri. Kelima, pembiayaan reindustri.

Keenam, pengembangan sektor pangan ‎melalui reindustrialisasi. Ketujuh, sinergitas antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan kalangan swasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com