Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen pada 2016

Kompas.com - 25/10/2016, 13:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen pada tahun 2016.

Menurut Bank Dunia, perbaikan pengelolaan fiskal mendukung pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Dalam laporan Indonesia Economic Quarterly Report Oktober 2016 yang dirilis Bank Dunia, risiko eksternal seperti pertumbuhan global yang lebih lambat dari yang diharapkan serta ketidakpastian pasar keuangan global membawa risiko turunnya ekonomi Indonesia.

Penerimaan program amnesti pajak yang lebih besar dari perkiraan awal telah membantu mengurangi risiko fiskal, termasuk juga beberapa penyesuaian belanja pemerintah. 

Program amnesti pajak telah meraup 56,6 persen dari target pada akhir fase 1. Bank Dunia memandang, penerimaan tambahan dari amnesti pajak diharapkan dapat menambah belanja modal sehingga membawa dampak positif pada pertumbuhan.

"Perbaikan tata kelola fiskal, kebijakan publik yang lebih kuat serta reformasi struktural,termasuk tanggapan tepat waktu terkait harga pangan, telah memberikan hasil positif. Risiko telah menurun dan beberapa indikator membaik," kata Rodrigo Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dalam pernyataan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (25/10/2016).

Chavez menuturkan, pihaknya optimis bahwa upaya berkelanjutan untuk mengembangkan pariwisata dan manufaktur akan menghasilkan lebih banyak pekerjaan, meningkatkan pendapatan ekspor, dan semakin mendukung pertumbuhan.

Laporan IEQ edisi Oktober ini juga memaparkan potensi sektor pariwisata Indonesia untuk membuka investasi swasta, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan ekspor, dan memandu investasi infrastruktur yang ditargetkan di daerahtujuan pariwisata.

"Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri pariwisata kelas dunia," kata Ndiame Diop, Practice Manager Bank Dunia untuk Makroekonomi dan Manajemen Fiskal di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.

Namun demikian, imbuh Diop, untuk menghasilkan tujuan industri pariwisata,  perlu lebih banyak pembangunan infrastruktur, yang memerlukan koordinasi yang lebih baik antara instansi pemerintah dan sektor swasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com